Menjaga Mutu MBG lewat Kehadiran Sanitarian di Setiap SPPG

Editorialkaltim.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai salah satu bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya bagi anak-anak sekolah yang sangat membutuhkan asupan makanan sehat. Program ini tidak sekadar memenuhi kebutuhan harian, tetapi juga menyajikan makanan bergizi seimbang sesuai standar guna mendukung tumbuh kembang dan meningkatkan fokus belajar peserta didik.
Pemerataan akses terhadap makanan bergizi melalui MBG menjadi langkah strategis untuk mengurangi kesenjangan gizi yang selama ini masih terjadi. Melalui kebiasaan konsumsi makanan sehat yang terbangun sejak dini, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa mendatang.
Namun, keberhasilan program MBG tidak dapat dilihat hanya dari sisi kandungan gizi makanan. Aspek pengolahan dan penyajian memiliki peran yang sama pentingnya. Tidak sedikit kasus kesehatan muncul dari makanan yang secara gizi baik, tetapi diolah tanpa memperhatikan standar higiene dan sanitasi yang memadai.
Kontaminasi silang, penggunaan peralatan yang tidak bersih, serta kondisi sanitasi dapur yang buruk berpotensi menghilangkan manfaat nutrisi, bahkan menimbulkan penyakit bawaan makanan. Oleh karena itu, standar sanitasi dan kebersihan seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dalam pendistribusian dan pelaksanaan program MBG.
Makanan sehat idealnya diolah di lingkungan yang bersih, bebas dari kotoran, memiliki sirkulasi udara yang cukup, serta menerapkan protokol kebersihan secara konsisten. Tanpa mempertimbangkan aspek ini, tujuan program berisiko tidak tercapai dan justru dapat menimbulkan persoalan kesehatan di kemudian hari.
Dalam konteks inilah, pernyataan dr Benny pada Oktober 2025 mengenai kewajiban keberadaan tenaga sanitarian di setiap Sentra Penyediaan Pangan dan Gizi (SPPG) menjadi relevan. Kebijakan tersebut menandai meningkatnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan lingkungan sebagai komponen penting dalam keberhasilan program MBG. Penempatan tenaga sanitarian menjadi langkah konkret untuk meningkatkan mutu pengelolaan Makan Bergizi Gratis secara menyeluruh.
Tenaga sanitarian memiliki peran strategis dalam menjamin seluruh proses penyediaan pangan berjalan sesuai standar kesehatan lingkungan. Mereka bertugas memeriksa dan memantau peralatan memasak, kualitas air yang digunakan, kebersihan dapur, serta tata cara penyimpanan bahan pangan. Kehadiran sanitarian memastikan bahwa operasional SPPG tidak hanya berorientasi pada nilai gizi, tetapi juga pada keamanan pangan untuk konsumsi sehari-hari.
Selain fungsi pengawasan, petugas sanitasi juga berperan sebagai agen edukasi. Mereka memberikan pelatihan kepada petugas SPPG mengenai praktik kebersihan dan sanitasi yang baik, mulai dari pengaturan tata letak dapur, pemisahan bahan pangan mentah dan matang, teknik pembersihan peralatan yang benar, hingga pengelolaan limbah agar tidak berdampak pada lingkungan. Edukasi ini penting untuk menjaga kualitas sanitasi secara berkelanjutan.
Kolaborasi antara program MBG dan tenaga sanitarian menunjukkan bahwa penyediaan pangan bergizi tidak dapat dilepaskan dari aspek kesehatan lingkungan. Dengan perhatian pada sanitasi, risiko kontaminasi dan penyakit bawaan makanan dapat ditekan, terutama bagi kelompok sasaran yang rentan terhadap gangguan kesehatan.
Penempatan tenaga sanitarian di setiap SPPG juga mencerminkan pendekatan lintas sektor dalam kebijakan kesehatan masyarakat. Upaya peningkatan gizi tidak cukup hanya bertumpu pada aspek nutrisi, tetapi memerlukan dukungan tenaga kesehatan lingkungan yang memiliki kompetensi khusus di bidang sanitasi pangan.
Secara keseluruhan, kehadiran tenaga sanitarian di setiap SPPG merupakan kemajuan penting dalam memperkuat pelaksanaan program MBG. Integrasi antara gizi, keamanan pangan, dan kesehatan lingkungan membuka peluang besar bagi terciptanya dampak jangka panjang. Dengan kualitas pelaksanaan yang semakin baik, harapan untuk membangun generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing menjadi semakin nyata.
Penulis dari Mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Putri Soleha (2411102414083)
Verlita Irawati (2411102414081)
Hizratul Zikia (2411102414085)
Adam Zaidan Vergiezan (2411102414080)
Rajendra Wisesa Yasa Hananta (2411102414084)
Dea Amelia (2411102414082)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi editorialkaltim.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.



