Nasional

Masyarakat Indonesia Makin Doyan Ngutang di Paylater, Nilainya Tembus Rp6,13 Triliun di 2024

Ilustrasi Paylater (Foto: Freepik)

Editorialkaltim.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan peningkatan jumlah utang masyarakat melalui layanan paylater, mencapai Rp6,13 triliun pada Maret 2024. Angka ini naik 23,90 persen dari tahun sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menyebutkan bahwa piutang buruk dari layanan paylater tercatat sebesar 3,15 persen dalam bentuk NPF (Non Performing Financing) gross, dan 0,59 persen NPF net.

“Jumlah piutang yang belum terbayarkan dari layanan BNPL (Buy Now Pay Later) per Maret 2024 mencapai Rp6,13 triliun,” kata Agusman dalam rilis pers pada hari Selasa (14/5/2024).

Dia menjelaskan piutang pada layanan paylater diprediksi akan terus meningkat seiring dengan kemudahan dalam penggunaannya dibandingkan dengan kartu kredit konvensional.

Baca  Langgar Aturan Berlapis, OJK Cabut Izin Usaha PT Paytren Milik Ustaz Yusuf Mansur

Penambahan jumlah pengguna layanan ini terutama didorong oleh kemudahan transaksi di berbagai platform e-commerce yang turut memperluas pasar mereka.

“Peningkatan yang signifikan dalam penggunaan layanan BNPL terutama karena inovasi teknologi yang mempermudah transaksi belanja online,” tambahnya.

Lebih lanjut, OJK mencatat adanya pertumbuhan pada piutang pembiayaan kendaraan bermotor, yang meningkat 14,19 persen secara tahunan (yoy) dan 3,75 persen sejak awal tahun (ytd) pada kuartal pertama tahun 2024.

Lembaga riset Populix dalam riset terkininya menemukan bahwa 63% dari generasi milenial di Indonesia secara rutin memanfaatkan fasilitas paylater.

Baca  PPATK Ungkap 7 Ribu Transaksi Judi Online Anggota DPR, Siap Bongkar Borok Pejabat

Dominasi pengguna paylater di Tanah Air terletak pada generasi milenial yang menyumbang 63%, dengan kebanyakan berasal dari Pulau Jawa sebanyak 55%. Berdasarkan hasil survei Populix, pengguna paylater mayoritas dari kalangan atas, yaitu 59%.

Sebagian besar pengguna paylater, sebanyak 82%, memiliki tagihan bulanan di bawah Rp1.000.000. Sebanyak 75% responden juga menyatakan bahwa transaksi terbesar mereka dengan paylater tidak melebihi Rp1.000.000.

Pemanfaatan layanan paylater umumnya digunakan untuk pembelian kebutuhan sehari-hari seperti paket data/internet/listrik (48%), pakaian (48%), dan keperluan bulanan lainnya (35%). Selain itu, layanan ini juga digunakan untuk pembelian barang elektronik (21%), gadget terkini (19%), dan untuk keperluan liburan (10%).

Baca  Mundur Sebagai Menpora, Zainudin Amali Ditunjuk jadi Komisaris Bank Mandiri

Dari survei Populix, layanan paylater yang paling banyak digunakan adalah Shopee Paylater dengan pemanfaatan mencapai 89%, diikuti GoPay Later (50%), Kredivo (38%), Akulaku (36%), Traveloka Paylater (27%), Home Credit (16%), Indodana (13%), dan Atome (5%). (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button