Editorialkaltim.com – Layanan telemedisin, yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi terkini dalam pelayanan kesehatan, dianggap solusi potensial bagi Kabupaten Kutai Timur, yang meliputi 18 kecamatan. Pelayanan ini dirancang untuk membantu masyarakat yang berada jauh dari fasilitas kesehatan.
Anggota DPRD Kutai Timur, dr. Novel Tyty Paembonan, menyatakan layanan ini dapat diterapkan di wilayahnya. “Hanya saja kita perlu jaminan, sinyal bagus. Masyarakat Kutai Timur ketika mendengar nama telemedisin masih agak tabu. Ini fokusnya di daerah perkotaan, tapi menuju era teknologi, tidak salah bila diterapkan di Kutim,” ungkap dr. Novel beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan telemedisin disarankan dokter selama pandemi Covid-19 untuk menghindari kontak langsung dengan pasien. “Secara hukum kesehatan itu disahkan. Ini lebih efektif dan pasien juga lebih nyaman. Dengan sistem ini, pasien bisa berkomunikasi dengan dokter tanpa diketahui orang lain bahwa dia sakit,” tambahnya.
Namun, dr. Novel mengakui Kabupaten Kutai Timur masih belum sepenuhnya siap untuk menerapkan telemedisin mengingat keterbatasan infrastruktur. “Kalau telemedisin dilakukan sampai ke desa, pertanyaannya, ada apotik tidak? Kemudian, obat yang diresepkan dokter ada tidak? Di Kutim ini masih ada daerah-daerah pelosok,” jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan ini, dr. Novel mendorong Pemkab Kutim untuk menyiapkan fasilitas pendukung yang adekuat. “Kita tidak boleh patah semangat dengan itu, sekarang yang harus dipikirkan, bila telemedisin diberlakukan, semua sarana pendukung tersedia. Mulai dari sinyal, telekomunikasi, akses jalan, ketersediaan apotik, ketersediaan dokter spesialis, masyarakatnya mampu. Kita optimis, tapi perlu waktu,” pungkasnya.(Lah/shn/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
-
-
-
-
-
