Editorialkaltim.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Syafruddin, berkomitmen akan memberi perhatian serius terhadap persoalan pengawasan distribusi gas elpiji 3 kg yang masih menemui banyak kendala. Menurutnya, meskipun gas elpiji bersubsidi memiliki tujuan untuk meringankan beban masyarakat, kenyataannya harga jualnya masih sulit diawasi dengan baik, dan seringkali ada praktik-praktik yang merugikan konsumen.
Syafruddin menjelaskan, salah satu masalah besar yang dihadapi adalah adanya praktik spekulasi harga oleh pengusaha gas elpiji.
Selain itu, sebelumnya terjadi kegaduhan terkait dengan edaran dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menghapus pengecer gas elpiji di tingkat bawah, yang akhirnya menyebabkan terhambatnya distribusi. Namun, kebijakan ini telah dicabut oleh Presiden setelah menuai berbagai reaksi dari masyarakat.
“Harga gas elpiji di Kaltim hanya sebenarnya sekitar Rp19.000 per tabung. Namun, banyak keluhan dari masyarakat yang menyebutkan bahwa harga yang mereka bayar bisa mencapai Rp40.000 hingga Rp50.000 per tabung, yang jelas jauh lebih tinggi dari harga seharusnya,” ungkapnya, Selasa (25/3/2025).
Untuk itu, Syafruddin menekankan perlunya pengawasan yang lebih ketat agar harga gas elpiji bersubsidi tetap terjangkau dan tidak dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan gas elpiji bersubsidi secara tepat sasaran. Banyak masyarakat yang mampu, namun masih menggunakan gas bersubsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi kalangan yang kurang mampu. (Adr)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
