Kutim

Kutai Timur Hadapi Wabah Gondongan, September Catat Kasus Tertinggi

Illustrasi Kasus Gondongan Anak

Editorialkaltim.com – Dinas Kesehatan Kutai Timur melaporkan lonjakan drastis kasus gondongan sejak Juli 2024, dengan mayoritas kasus terjadi pada anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama. Data menunjukkan peningkatan dari 26 kasus di bulan Juli menjadi 233 kasus di bulan September, dan tambahan 147 kasus di Oktober.

Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Bahrani Hasanal, menekankan, “Kasus paling tinggi terjadi pada September, dan di bulan Oktober ini kami mencatat 147 kasus yang terus bertambah.” Ia juga menyatakan bahwa meskipun virus ini juga menjangkiti orang dewasa, jumlahnya tidak signifikan, hanya satu hingga tiga kasus.

Baca  Sinergi Penuh Antisipasi Pilkada Kutim 2024

Virus gondongan menular melalui air liur dan sangat mudah menyebar di antara anak-anak yang belum memiliki kekebalan yang kuat. Mariani Karim, Pemegang Program Surveilans, menjelaskan, “Untuk menghentikan penyebaran, anak yang terinfeksi harus diisolasi di rumah dan kami menganjurkan penggunaan masker serta mencuci tangan dengan rutin.”

Kegiatan edukasi dan pencegahan terus dilakukan, terutama di sekolah-sekolah, untuk mengajarkan pentingnya higiene dan menghindari kontak dekat dengan teman sekelas yang menunjukkan gejala.

Baca  Ekspansi Pemasangan PJU oleh Dishub Kutai Timur Targetkan Peningkatan Keamanan

Gejala gondongan, termasuk demam tinggi, pembengkakan kelenjar ludah, serta rasa sakit saat mengunyah atau menelan, membuat kondisi ini sangat tidak nyaman bagi yang terjangkit.

Dinas Kesehatan Kutim berkomitmen untuk meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan memastikan bahwa wabah ini dapat dikontrol dengan lebih efektif. (Roro/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker