Kualitas Siaran TVRI Dikritik, Jangan Kalah dari Televisi Swasta
Editorialkaltim.com – Transformasi digital menjadi sorotan utama dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dan sejumlah lembaga penyiaran publik seperti TVRI, RRI, dan LKBN Antara. Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menegaskan pentingnya pembaruan besar-besaran agar lembaga-lembaga tersebut tetap relevan di era digital.
“Media digital kini menjadi kebutuhan masyarakat. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan model penyiaran tradisional. Platform seperti TikTok, Instagram, dan X sudah menjadi rujukan utama publik dalam mengakses informasi,” ujar Novita dilansir melalui Youtube TV Parlemen, Jum’at (6/12/2024).
Menurut politisi PDI-Perjuangan ini, transformasi digital bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi tentang mempertahankan eksistensi di tengah persaingan ketat dengan media sosial dan televisi swasta.
Novita menggarisbawahi media sosial telah mengubah cara masyarakat mengonsumsi informasi.
Lembaga penyiaran publik pun harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Ia mencontohkan, rendahnya minat audiens dalam mengikuti siaran langsung dari lembaga publik menunjukkan perlunya inovasi.
“Jika siaran langsung hanya ditonton segelintir orang, artinya ada yang salah dengan pendekatannya. Kita perlu terobosan untuk menarik perhatian generasi muda, baik melalui konten yang relevan maupun strategi pemasaran yang lebih efektif,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Novita juga menyinggung permasalahan infrastruktur penyiaran, khususnya di TVRI. Ia menyebut penurunan kualitas penyiaran hingga 90 persen di sejumlah daerah sebagai hambatan utama.
“Tidak ada gunanya konten berkualitas jika infrastruktur tidak mendukung. TVRI harus memastikan kualitas siaran mereka setara dengan televisi swasta agar bisa bersaing,” tegasnya.
Novita juga menyoroti peluang besar yang dimiliki TVRI sebagai penyelenggara multiplexing, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021. Namun, ia mengingatkan bahwa potensi ini akan sulit terealisasi tanpa pembenahan internal.
“TVRI memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam penyiaran digital. Namun, keberhasilan ini tidak akan datang dengan sendirinya. SDM yang kompeten dan inovasi teknologi adalah kunci,” ujarnya.
Selain kritik, Novita memberikan apresiasi terhadap program-program edukasi TVRI selama pandemi COVID-19. Tayangan pembelajaran, seperti kelas matematika dan konten edukasi lainnya, dinilai sebagai langkah penting yang harus dilanjutkan.
“Konten edukatif seperti ini harus terus didorong. Dengan pendekatan yang tepat, TVRI bisa menjadi alternatif bagi anak-anak yang selama ini terpapar konten media sosial tanpa filter usia,” katanya.
Novita menyampaikan optimisme bahwa transformasi digital akan mengembalikan peran penting lembaga penyiaran publik dalam memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Transformasi digital bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban. Kita harus membangun dari hulu ke hilir agar TVRI, RRI, dan Antara dapat bersaing dan tetap menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.(ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.