Krisis Pangan di Gaza: Warga Gunakan Pakan Ternak untuk Dibuat Roti

Pegawai pabrik roti di Gaza (Foto: Middle East Eye)

Editorialkaltim.com – Krisis pangan yang melanda Gaza kian memburuk di tengah pengepungan ketat dan serangan berkelanjutan oleh Israel sejak Oktober lalu. Masyarakat di wilayah terkepung ini terpaksa mengambil langkah ekstrem dengan mencampurkan pakan ternak dan makanan burung ke dalam adonan roti, sebuah tindakan yang dilakukan karena kelangkaan bahan makanan yang semakin parah.

Abu Alaa, pemilik pabrik tepung di pusat Gaza, mengungkapkan kondisi tragis yang dihadapi penduduk.

“Makanan yang tersedia bagi kami tak layak konsumsi,” ujarnya seperti dikutip dari Middle East Eye pada Jumat (23/2/2024).

“Situasi ini membutuhkan tindakan darurat. Orang-orang terpaksa mencampurkan makanan burung dan pakan hewan ke dalam makanan mereka untuk bertahan hidup,” tambahnya.

Krisis ini diperparah oleh terhambatnya pengiriman bantuan dan melonjaknya harga barang kebutuhan, memaksa Abu Alaa menurunkan harga gandum yang ia jual meskipun biaya produksi meningkat.

“Keluarga di Gaza menghabiskan berjam-jam dalam antrean setiap hari demi mendapatkan sedikit tepung, namun seringkali mereka pulang dengan tangan kosong,” ungkapnya.

Laporan PBB pada Desember lalu mengungkapkan, 93% penduduk Gaza mengalami kelaparan kritis, dengan seperempat di antaranya berada di ambang kelaparan dan kekurangan pangan yang bisa berujung pada kematian.

Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan, “Seluruh populasi di Gaza mengalami ketidakamanan pangan akut, dengan setengah juta orang berada di tahap kelaparan ekstrem.”

Dampak buruk terhadap kesehatan sudah mulai terlihat, khususnya pada anak-anak yang mengalami masalah medis akibat konsumsi pangan darurat tersebut.

“Kami tidak memiliki pilihan lain,” ungkap Abu Anas, seorang warga lokal.

Serangan yang menghancurkan hampir semua toko roti dan supermarket telah membuat situasi semakin sulit bagi penduduk Gaza.

Selain krisis pangan, warga juga menghadapi kelangkaan air bersih, memaksa mereka memompa air dari sumur dan mencampurkannya dengan air laut serta air limbah.

“Teknik pembuatan roti ‘zaman batu’ dan penggunaan oven darurat menjadi solusi sementara untuk mengatasi kelaparan,” terang Abu Anas. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Exit mobile version