
Editorialkaltim.com – Kasus kekerasan seksual di salah satu pondok pesantren di Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, memasuki babak baru yang kian mencekam. Korban dan keluarganya kini mengalami teror dan intimidasi dari orang tak dikenal (OTK).
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Rina Zainum, menyebut intimidasi itu berbentuk pesan ancaman hingga kehadiran mencurigakan orang asing di sekitar rumah korban. Kondisi ini membuat psikologis korban dan keluarganya semakin terguncang.
“Ancaman ini macam-macam, mulai dari kata-kata kasar hingga ancaman terang-terangan. Bahkan ada orang asing mondar-mandir di halaman rumah tanpa kontak langsung. Situasi ini jelas memperparah trauma korban,” kata Rina usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kukar, Selasa (19/8/2025).
Rina menduga intimidasi tersebut berkaitan langsung dengan kasus kekerasan seksual yang tengah diproses. Ia menilai pola yang muncul cukup sistematis dan bertujuan melemahkan mental korban agar semakin tertekan.
“Kami meyakini pelaku teror tidak berdiri sendiri, ini jelas ada kaitannya dengan kasus utama,” tegasnya.
Untuk itu, TRC PPA meminta korban dan keluarga tetap tenang serta aktif mengumpulkan bukti. Bukti berupa pesan ancaman maupun kejadian mencurigakan di sekitar lingkungan dinilai penting untuk proses hukum selanjutnya.
“Pendokumentasian setiap peristiwa sangat krusial agar aparat penegak hukum bisa mengambil langkah cepat dan memberikan perlindungan maksimal,” ujar Rina.(ftr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.