gratispoll
Kukar

Kopi Luwak Perangat Baru Tembus Pasar Ekspor, Desa Wujudkan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal

Kopi Luwak Perangat Baru Tembus Pasar Ekspor, Desa Wujudkan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal

Editorialkaltim.com – Desa Perangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara, mulai menapaki panggung global lewat produk kopi luwak hasil fermentasi alami. Dengan harga ekspor fantastis mencapai Rp5 juta per kilogram, kopi unggulan ini kini menjadi simbol keberhasilan desa dalam mengelola potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi baru.

Peluncuran resmi produk kopi luwak mendapat sambutan antusias dari pembeli mancanegara, kegiatan digelar di Hotel Mercure Ibis dan pada Jumat (9/5/2025). Kepala Desa Perangat Baru, Fitriari, mengungkapkan bahwa kopi ini tak hanya mencuri perhatian pasar ekspor, tetapi juga menjadi daya tarik domestik, khususnya di kawasan wisata Bukit Luar Bandrol dengan harga jual mencapai Rp4,25 juta per kilogram.

Baca  Satu Anggota DPRD Kukar Terpilih Periode 2023-2029 Tidak Dilantik

Dalam satu tahun, kopi yang dibudidayakan warga bisa dipanen dua kali, yakni Agustus dan Februari, dengan rata-rata hasil lima kilogram per pohon. Pemerintah desa juga telah menyusun strategi jangka panjang agar produksi kopi tidak hanya bergantung pada kelompok tani, tetapi dapat dikelola lebih luas melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Melalui BUMDes, kami ingin menjadikan kopi sebagai aset desa, bukan sekadar usaha kelompok. Ini penting untuk memperkuat PAD dan membuka peluang usaha lebih luas bagi warga,” kata Fitriari.

Baca  RSUD AM Parikesit Tingkatkan Layanan Hemodialisis, Dinkes Kaltim Gelar Visitasi

Untuk memastikan pasokan bahan baku tetap terjaga seiring meningkatnya permintaan, desa telah menerbitkan peraturan yang mewajibkan setiap kepala keluarga menanam sedikitnya 10 pohon kopi. Fitriari menekankan bahwa tantangan utama saat ini bukan pada kualitas rasa atau harga, tetapi pada kestabilan stok.

Selain kopi luwak, desa juga membudidayakan jenis kopi lainnya seperti Liberica, Red Honey, dan Natural yang dipasarkan dengan harga Rp800 ribu hingga Rp900 ribu per kilogram. Dukungan dari CSR Pertamina Hulu Kalimantan Timur turut memperkuat pengembangan sektor ini, melalui pelatihan, penyediaan bibit, hingga alat produksi.

Baca  Camat Muara Jawa Tekankan Tertib Administrasi Program 50 Juta per RT

Menariknya, Desa Perangat Baru kini tengah mengembangkan konsep wisata edukasi kopi. Pengunjung tidak hanya bisa menyaksikan proses pengolahan, tapi juga mencoba menjadi petani dan barista dalam satu rangkaian pengalaman langsung di kebun kopi.

“Ini bukan sekadar produk lokal, tapi komoditas bernilai tinggi yang menjadi harapan baru ekonomi masyarakat. Kami ingin desa ini dikenal dunia lewat secangkir kopi,” tutup Fitriari. (Roro/Adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button