
Editorialkaltim.com – Kejadian kebakaran tragis yang terjadi di kawasan Glodok, Jakarta, memicu respons cepat dari Komisi III DPRD Kota Samarinda. Kebakaran yang menelan 32 korban jiwa tahun lalu itu telah menyorot kembali masalah keamanan yang krusial di tempat-tempat hiburan, mendorong perubahan signifikan dalam pengawasan dan regulasi.
Dalam kunjungan inspeksi yang dilakukan, terungkap bahwa banyak tempat hiburan di Samarinda masih kurang memadai dalam hal peralatan keamanan. APAR yang tidak berfungsi dengan baik menjadi salah satu sorotan utama.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar mengungkapkan beberapa temuan penting yang memerlukan perhatian serius.
“Masalah pintu exit dan jalur evakuasi yang terhalang barang-barang menjadi salah satu penyebab utama terhambatnya proses evakuasi saat keadaan darurat. Ditambah lagi, signage yang terlalu kecil dan tidak terlihat saat listrik padam,” jelas Deni.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa ada ketidaksesuaian dalam ketinggian pintu darurat, absennya tanda panah atau petunjuk evakuasi yang jelas, serta alarm tanda bahaya yang tidak berfungsi di beberapa lokasi.
“Kapasitas pengunjung yang besar dengan jalur evakuasi yang tidak memadai sangat berbahaya. Jika terjadi keadaan darurat, evakuasi bisa memakan waktu lebih dari satu jam, yang tentunya sangat berisiko tinggi,” tambah Deni.(Ndi/Adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.