Ketua Komisi A DPRD Bontang Soroti Ribetnya Penggunaan Banyak Aplikasi di Puskesmas

Editorialkaltim.com – Ketua Komisi A DPRD Bontang, Heri Keswanto, mengkritisi sistem digitalisasi layanan kesehatan di Puskesmas yang dinilai terlalu kompleks. Ia menilai masyarakat kesulitan dalam proses administrasi karena harus mengisi banyak aplikasi saat hendak berobat. Hal ini menjadi perhatian serius lantaran dinilai menghambat akses layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia.
Keluhan tersebut disampaikan Heri usai melakukan peninjauan lapangan di dua Puskesmas wilayah Bontang Selatan. Di sana ia mendapat banyak laporan dari warga yang mengaku harus mengisi hingga lima aplikasi berbeda meskipun hanya ingin memeriksakan satu jenis penyakit. Kondisi ini dianggap tidak efisien dan menyulitkan, terutama bagi masyarakat yang belum familiar dengan teknologi.
Menurut Heri, digitalisasi semestinya menjadi solusi pelayanan, bukan sebaliknya menambah beban administrasi. Ia mengatakan bahwa sistem seharusnya disederhanakan dengan hanya menggunakan satu aplikasi terpadu. “Seharusnya layanan berbasis teknologi justru memudahkan. Kalau terlalu banyak aplikasi, itu sama saja mempersulit warga, apalagi lansia,” ujarnya.
Ia juga mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari sistem yang terlalu rumit, karena bisa membuat warga enggan berobat ke fasilitas kesehatan. “Kalau masyarakat sudah merasa ribet duluan, bisa jadi mereka enggan ke Puskesmas. Ini bisa berdampak ke penurunan derajat kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Heri berencana menyampaikan langsung persoalan ini ke Kementerian Kesehatan RI saat kunjungan kerja DPRD. Ia berharap pemerintah pusat bisa meninjau kembali kebijakan pemanfaatan aplikasi digital di sektor pelayanan kesehatan, khususnya di daerah. “Kami ingin ada evaluasi total terhadap sistem ini. Terlalu banyak aplikasi itu bukan kemajuan, tapi justru bisa jadi kemunduran,” tegasnya.
Selain memberatkan warga, kata Heri, sistem multi-aplikasi juga menyulitkan petugas medis dalam proses identifikasi dan verifikasi data pasien. Ia menekankan perlunya satu sistem terpadu yang bisa diakses secara nasional dan efisien.
Ia pun berharap hasil dari kunjungan kerja ke kementerian bisa membawa solusi konkret bagi Kota Bontang. “Mudah-mudahan dari sana kita bisa bawa pulang solusi yang bisa langsung diterapkan, agar warga cukup pakai satu aplikasi saja saat berobat,” tutupnya.
(Roro/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.