gratispoll
KaltimSamarinda

Ketua GPM Kaltim Luncurkan Buku “Marhaenisme Visi Sosialisme Indonesia” untuk Generasi Muda

Ketua Gerakan Pemuda Marhaenis Kaltim Izedrik Emir Moeis mencurkan buku terbarunya yang berjudul “Marhaenisme Visi Sosialisme Indonesia” (Foto: Editorialkaltim/Adryan)

Editorialkaltim.com – Ketua Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Kaltim, Izedrik Emir Moeis, meluncurkan buku terbarunya berjudul Marhaenisme Visi Sosialisme Indonesia di Vlorry Caffe Samarinda, Senin malam (11/8/2025). Buku tersebut merupakan karya kesekian yang ditulis berdasarkan buah pemikiran dan pengalaman penulisnya. Kegiatan ini dirangkai dengan diskusi bersama sejumlah peserta yang terdiri dari perwakilan GPM cabang di Kaltim.

Emir mengungkapkan peluncuran buku ini merupakan upaya mengenalkan generasi muda pada pemahaman tentang Marhaenisme dalam konteks keindonesiaan. Menurutnya, topik seperti ini kerap disalahartikan oleh sebagian orang.

“Kalau buku ini saya bikin buat seluruh generasi muda bangsa Indonesia, bukan hanya buat GPM,” paparnya.

Memulai pemaparannya, ia menjelaskan duduk persoalan dan pemaknaan isi buku yang tertuang di dalamnya. Ia menyoroti sisi sejarah munculnya ideologi Marhaenisme yang awalnya diperkenalkan oleh Soekarno.

Baca  Balikpapan Gelar Deklarasi Pilkada Damai 2024, Serukan Persatuan

“Saya, dalam bentuk yang paling sederhana, memahami Marhaenisme itu sebagai suatu ideologi, suatu cita-cita untuk memperjuangkan rakyat miskin agar bisa hidup lebih sejahtera, sekaligus mengikis dan menghapus keserakahan kaum kapitalis,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyinggung salah satu hal krusial, yaitu adanya dugaan terhadap Soekarno sebagai pengkhianat. Hal itu tertuang dalam TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang pencabutan kekuasaan negara dari Presiden Soekarno. Ia menilai ketetapan tersebut tidak pernah dibuktikan secara hukum. Soekarno yang mencetuskan ideologi Marhaenisme juga tidak pernah menjadikan Indonesia sebagai negara komunis seperti tuduhan yang disematkan kepadanya.

Baca  Upah Rendah Seniman di Tengah Pesatnya Ekonomi di Samarinda, Markaca Dorong Adanya Asosiasi Resmi

“Soekarno dimusuhi kaum kapitalis karena mereka ingin menguasai Indonesia, ingin menguasai nikelnya, ingin menguasai Freeport-nya, dan sebagainya. Soekarno mau dikudeta dan jatuh. Itu saja. Makanya dibusukkan. Ajarannya juga dibusukkan. Lucunya apa? Lucunya Pancasila selalu diagung-agungkan, tapi penggalinya dibilang pengkhianat bangsa di dalam TAP MPRS,” tambahnya.

Ia berharap peluncuran buku ini menjadi pemicu bagi generasi muda untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang sejarah Indonesia. Ia menekankan, selama ini stigma negatif terhadap Soekarno datang dari kaum kapitalis. Menurutnya, Soekarno tidak mungkin berkhianat kepada negaranya sendiri, terlebih ia adalah salah satu tokoh penting yang berkontribusi dalam lahirnya Pancasila.

Baca  DPRD Kaltim Dukung Rencana Sekolah Terbuka di Kukar

Selanjutnya, ia mengakui buku tersebut masih terbatas, namun berencana memperkenalkannya ke perguruan-perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di Kaltim. Buku tersebut tidak diperjualbelikan, melainkan akan dibagikan seluas-luasnya kepada masyarakat, tidak hanya untuk golongan tertentu.

“Mungkin masih kurang, tapi akan saya bagikan dulu di perpustakaan-perpustakaan universitas. Kemudian buku ini tidak saya jual, tapi untuk dibagi-bagi. Mungkin nanti akan saya buatkan PDF gratis. Jadi siapa pun boleh membaca,” pungkasnya. (adr/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button