Editorialkaltim.com – Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Joni, menegaskan dukungannya terhadap rencana pembangunan bandara di Kutim. Joni percaya bahwa keberadaan bandara akan membawa kemajuan signifikan untuk daerah, khususnya dalam hal efisiensi waktu perjalanan.
Kutim, yang saat ini masih mengandalkan transportasi darat dengan waktu tempuh hingga enam jam, akan mengalami perubahan dramatis dengan adanya bandara. “Dengan bandara, kita bisa memangkas waktu perjalanan yang selama ini terbilang lama. Ini akan sangat membantu, baik untuk kepentingan bisnis maupun kebutuhan masyarakat,” ujar Joni.
Menurut Joni, pembangunan bandara di Kutim telah menjadi prioritas, dan syarat administratif terkait kelayakan daerah untuk memiliki bandara, termasuk jarak minimal empat jam dari bandara terdekat, telah terpenuhi. “Dari Bandara APT Pranoto Samarinda ke Kutim membutuhkan waktu sekitar enam jam. Ini membuktikan bahwa kita memenuhi syarat tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Joni menyinggung tentang bandara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC), yang saat ini hanya dapat dinikmati oleh kalangan terbatas. “Ada harapan besar dari masyarakat agar bandara milik PT KPC dapat diakses oleh publik, tidak hanya oleh pejabat perusahaan,” kata Joni.
Menurut Joni, koordinasi yang sedang dilakukan oleh manajemen PT KPC dengan pemegang sahamnya akan menjadi kunci terwujudnya harapan tersebut. “Kita berharap hasil koordinasi ini membawa kabar baik dan membuka akses bandara untuk masyarakat umum,” ungkap Joni.
Ketua DPRD Kutim ini berharap pembangunan bandara akan segera terlaksana dan dapat memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi Kutim tetapi juga bagi daerah sekitarnya. “Kehadiran bandara di Kutim tidak hanya akan memperpendek waktu perjalanan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru,” tutup Joni. (lin/adv).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
-
-
-
-
-
