
Editorialkaltim.com – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DPPKUKM) Kaltim, Heni Purwaningsih, mengungkapkan faktor penyebab terhambatnya pasokan beras di Kaltim. Ia menyebut produsen maupun distributor melakukan penyesuaian dengan ketentuan yang berlaku di daerah. Hal itu ia sampaikan saat Konferensi Pers Pemerintah Provinsi Kaltim terkait Stabilitas Stok dan Harga Beras di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (19/8/2025).
“Saya berharap produsen juga memberikan kesesuaian atas barang yang dijual dengan kualitasnya. Ketika diberikan label premium, maka barangnya juga harus sesuai dengan ketentuan beras premium,” paparnya.
Sebelumnya, telah dilakukan pengawasan beras di beberapa daerah di Kaltim. Dari hasil pantauan pihaknya, dari 17 merek beras premium yang diuji, hanya satu merek yang memenuhi standar kualitas. Karena itu, produsen dan distributor melakukan penyesuaian kualitas beras.
Ia menjelaskan neraca pangan di Kaltim, dengan kebutuhan beras sekitar 29.000–30.000 ton setiap bulan. Rata-rata pedagang mampu menyetok hingga 24.000 ton, sementara pasokan beras yang masuk ke Kaltim berkisar 21.000–26.000 ton.
Lebih lanjut, ia menyebut produksi beras lokal belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Produksi beras lokal hanya mampu menyumbang sekitar 30–36 persen dari total kebutuhan beras di Kaltim.
Untuk itu, ia berharap produsen dan distributor segera memenuhi ketersediaan beras. Ia memastikan pemerintah siap bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengatasi persoalan kelangkaan ini. “Persoalan ini tanggung jawab bersama. Diperlukan koordinasi antara pemerintah sebagai pengawas dengan distributor maupun produsen yang memasok kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
“Kami siap berkoordinasi, jangan sampai distributor kehilangan pangsa pasarnya di Kaltim,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Samarinda, Akhmad Roni Anwar, menyampaikan kondisi stok di Perum Bulog Samarinda yang membawahi enam kabupaten/kota hingga Mahulu. Saat ini, tersedia beras medium sebanyak 8.900 ton untuk menutupi kelangkaan di pasaran.
“Minggu ini kami akan salurkan ke ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart sebanyak 100 ton per minggu, dan purchase order sudah masuk 30 ton,” jelasnya.
Ia menambahkan pihaknya sudah menyalurkan bantuan pangan sebanyak 1.016 ton beras, khususnya beras SPHP, atau sekitar 26 persen dari target di seluruh kabupaten/kota di bawah naungan Bulog. SPHP merupakan beras dengan harga terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah.
“Untuk beras SPHP sudah kami salurkan melalui Gerakan Pangan Murah, pasar tradisional, pengecer, GPM Polres dan Kodim, serta GPM kelurahan,” tambahnya. (adr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.