
Editorialkaltim.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Darlis Pattalongi, menyoroti rendahnya ketersediaan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di Kaltim. Menurutnya, keterbatasan SPPI berdampak langsung pada lambatnya pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). SPPI memiliki peran penting dalam menjalankan program MBG, sebagai penanggung jawab operasional dapur makan bergizi yang akan dibangun pemerintah di seluruh Indonesia, termasuk di Kaltim.
“SPPI ini jadi salah satu faktor utama keberhasilan program MBG. Tapi sekarang, ketersediaan sarjananya masih sangat kurang. Ini menjadi salah satu kendala utama,” paparnya, Kamis (17/7/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, meskipun pembangunan dapur MBG dilakukan sesuai standar dan persyaratan, operasional dapur tidak akan bisa berjalan tanpa adanya sarjana yang bertugas. Hal ini menjadi penghambat meskipun sarana fisik telah tersedia.
“Sekalipun bangunan sudah rampung dan semua syarat dipenuhi, tapi kalau belum ada sarjananya, dapur tidak bisa jalan. Karena sarjana itu yang bertindak sebagai penanggung jawab. Ini yang jadi persoalan,” tambahnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan soal anggaran pembangunan dapur MBG yang dinilai tidak sesuai dengan hitungan rekanan atau kontraktor yang berminat membangun fasilitas tersebut. Hingga saat ini, dari ratusan dapur MBG yang direncanakan di seluruh Kaltim, baru sebagian kecil yang berhasil beroperasi. Di Samarinda, misalnya, baru dua unit dapur yang berjalan.
“Maka saya dorong pemerintah segera mempercepat proses pelatihan dan penugasan sarjana SPPI. Tanpa itu, program MBG akan terus tersendat,” pungkasnya. (adr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.