Nasional

Jimly Asshiddiqie Soroti Langkah Jokowi Angkat AHY Jadi Menteri: Sinyal Politik Dinasti?

Mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie (Foto: Antara/Reno Esnir)

Editorialkaltim.com – Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menuai tanggapan dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, yang menilai langkah ini sebagai sinyal pintar Jokowi dalam bermain politik, terkait isu politik dinasti yang ramai diperbincangkan.

Jimly menyampaikan dengan mengangkat AHY, Jokowi seolah ingin memberikan pesan bahwa isu dinasti politik tidak hanya milik keluarga Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani, tapi juga keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengingat AHY merupakan anak dari SBY.

Baca  Sri Mulyani: Pemilu Sudah Habiskan Uang Negara Rp 16,5 Triliun

“Ini seperti Jokowi ingin mengatakan, ‘Lihat, saya bahkan mengangkat anak dari keluarga yang kalian bicarakan soal dinasti politik menjadi menteri. Jadi, jangan hanya fokus pada Gibran saja,'” ujar Jimly di Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024) seperti dikutip kumparan.

Lebih lanjut, Jimly menilai bahwa Jokowi ingin masyarakat melakukan introspeksi diri sebelum menilai orang lain, menunjukkan kecerdikan Jokowi dalam mengelola dinamika politik.

“Cerdik juga dia (Jokowi) dengan mengangkat AHY. Ini menurut saya, canggih ini, dia mau bilang,” tutup Jimly.

Baca  AHY Respons soal Ganjar Dorong Hak Angket: Tak Usah Prasangka soal Kecurangan

Dari perspektif lain, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengungkapkan bahwa keputusan Jokowi memiliki motif politik yang strategis. Menurutnya, dengan memasukkan AHY ke dalam kabinet, Jokowi berusaha menghalau serangan lawan politik serta memperkuat posisi kebijakan pemerintahannya.

“Agar kuat, agar tidak lemah, agar bisa menjaga kebijakan-kebijakan Jokowi agar aman, dan agar bisa menghalau serangan-serangan lawan politik dari pihak oposisi,” kata Ujang.

Ujang juga menambahkan bahwa kejadian ini bisa mengindikasikan peta politik yang akan terbentuk ke depannya, dimana PDI Perjuangan akan semakin kukuh berada di luar pemerintahan mengingat hubungan antara Megawati Soekarnoputri dan SBY yang tidak pernah akur.

Baca  Pembangunan IKN Tembus Rp75,4 Triliun dari APBN, DPR: Pendanaan Harus Berimbang

Selain itu, pengangkatan AHY juga bisa diinterpretasikan sebagai jaminan awal bagi Partai Demokrat untuk mendapatkan posisi strategis di pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang.

“Kalau di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin dapat satu jabatan menteri, bisa jadi di Pemerintahan Prabowo-Gibran, dalam konteks berlanjutan bisa dapat dua, mungkin,” pungkas Ujang. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button