Nasional

Jimly Asshiddiqie Blak-blakan Sebut Indonesia Republik Tapi Berjiwa Kerajaan

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie (Foto: Dok ICMI)

Editorialkaltim.com – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menyoroti budaya politik di Indonesia yang seharusnya berbentuk republik, namun dalam praktiknya menyerupai monarki atau kerajaan.

Pernyataan ini disampaikan Jimly dalam sebuah pidato pada acara dialog nasional ‘Refleksi Kelembagaan Komisi Yudisial’ dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Komisi Yudisial, yang berlangsung di gedung Komisi Yudisial, Selasa (20/8/2024).

Dalam sambutannya, Jimly mengajak hadirin untuk mengevaluasi dan memperbaiki aspek-aspek yang terkait dengan konstitusi, institusi ketatanegaraan, dan budaya konstitusional yang ada.

Baca  Jokowi Bandingkan Udara IKN dan Singapura, Di Sini Lebih Segar

Ia memulai dengan membahas proses pemilihan bentuk pemerintahan Indonesia saat sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dimana dilakukan pemungutan suara.

“Undang-Undang Dasar itu tidak ada yang menggunakan voting, tetapi ketika kita ingin menentukan apakah bentuk negara kita republik atau tidak, itu terpaksa dilakukan voting,” jelas Jimly dilansir dari detik.com pada Rabu (21/8/2024).

“Kenapa harus voting? Ya karena ada sembilan orang yang ngotot tidak mau. Saat itu, dari yang ngotot itu tadi, 9 orang, saat voting menjadi 6 orang yang mendukung bentuk kerajaan,” jelasnya.

Baca  Jimly Asshiddiqie Soroti Langkah Jokowi Angkat AHY Jadi Menteri: Sinyal Politik Dinasti?

Jimly berpendapat hasil tersebut mungkin akan berbeda jika penentuan bentuk pemerintahan dilakukan dalam forum yang lebih luas, seperti melalui referendum. Ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang signifikan terkait bentuk pemerintahan yang seharusnya diadopsi oleh Indonesia.

Lebih lanjut, Jimly mengkritik bahwa meskipun secara formal Indonesia adalah republik, perilaku politik yang terjadi seringkali lebih menyerupai kerajaan.

Baca  Jokowi Blak-blakan 10 Tahun Fokus Bangun Infrastruktur Indonesia Tembus Peringkat Dunia

“Jadi budaya politik kita ini, kesadaran kognitif mayoritas rakyat kita ini kerajaan. Bentuk formalnya kita ini republik. Itu kan pilihan enlightened leaders, orang-orang terdidik. Tapi budaya politik kita monarki, itulah, kerajaan. Bentuk republik, kelakuan kita kerajaan,” pungkasnya. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker