Internasional

Israel: Perang Melawan Hamas Akan Berlanjut Hingga Akhir 2024

Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi (Foto: Reuters)

Editorialkaltim.com – Israel menyatakan operasi militernya terhadap Hamas di Gaza akan berlanjut sepanjang tahun ini, memasuki bulan kedelapan konflik. Pada 29 Mei 2024, militer Israel berhasil menguasai koridor strategis di perbatasan Gaza dengan Mesir yang bertujuan untuk memutus jaringan terowongan penyelundupan Hamas.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, menyatakan bahwa pasukan Israel telah mendapatkan “kendali operasional” atas “Koridor Philadelphi,” sebuah koridor sepanjang 14 km di perbatasan Gaza dengan Mesir.

Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengungkapkan perang di Gaza akan terus berlanjut sepanjang tahun 2024. Sebelumnya, Israel menegaskan pertempuran tidak akan berhenti hingga semua infrastruktur Hamas dihancurkan. Israel juga menolak tawaran pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.

Baca  Imbas Perang di Gaza, Ekonomi Israel Merosot hingga 20 Persen

Perbatasan Gaza dengan Mesir di bagian selatan merupakan satu-satunya perbatasan darat Gaza yang tidak dikendalikan langsung oleh Israel.

“Pertempuran di Rafah bukanlah perang yang sia-sia,” kata Hanegbi, menekankan tujuan Israel untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza dan menghentikan serangan dari Hamas dan sekutunya terhadap Israel.

“Dari awal, kami telah mengatakan bahwa perang ini akan panjang,” tambahnya. “Kami telah menetapkan tahun 2024 sebagai tahun perang.”

Pada 28 Mei, tank-tank Israel memasuki jantung Rafah untuk pertama kalinya, meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan di kota tersebut. Banyak warga Palestina yang berlindung di Rafah akibat pemboman di tempat lain.

Baca  PBB: Lebih 1 Juta Warga Palestina di Gaza Terancam Kelaparan

Mahkamah Internasional menyatakan Israel belum menjelaskan bagaimana mereka akan menjaga keselamatan pengungsi dari Rafah dan menyediakan makanan, air, serta obat-obatan. Keputusan tersebut juga menyerukan agar Hamas segera dan tanpa syarat melepaskan sandera yang diambil dari Israel pada 7 Oktober.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menekankan bahwa Israel perlu merancang rencana pasca-perang untuk Gaza untuk menghindari kekacauan, anarki, dan kembalinya Hamas di wilayah tersebut. Pada 28 Mei, AS menyatakan kembali penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran di Rafah, meskipun mereka tidak percaya operasi semacam itu sedang berlangsung.

Baca  Tinggalkan Dolar AS, Indonesia Ajak Negara ASEAN Gunakan Mata Uang Lokal

Sejak pengambilalihan Gaza pada tahun 2007, Hamas memiliki kendali penuh atas perbatasan. Terowongan penyelundupan dibangun di bawah perbatasan Gaza-Mesir untuk menghindari blokade Israel-Mesir, yang diberlakukan setelah Hamas mengambil alih. Beberapa terowongan cukup besar untuk kendaraan, memungkinkan Hamas menyelundupkan senjata dan pasokan, serta penduduk Gaza menyelundupkan barang-barang komersial, mulai dari ternak hingga bahan bangunan.

Namun, selama dekade terakhir, Mesir telah melawan militan Islam di Sinai dan menghancurkan ratusan terowongan tersebut. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button