gratispoll
KaltimSamarinda

Insinerator Samarinda, Antara Solusi Modern dan Risiko Lingkungan

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar (Foto: Editorialkaltim/Nita)

Editorialkaltim.com – Kota Samarinda terus mencari jalan keluar dari persoalan sampah yang kian menumpuk. Setiap harinya, volume sampah di ibu kota Kalimantan Timur ini menembus lebih dari 600 ton. Untuk mengatasinya, pemerintah kota menyiapkan sepuluh unit mesin insinerator teknologi pembakaran terkendali yang diharapkan bisa memangkas volume limbah secara signifikan.

Namun di tengah optimisme itu, muncul kekhawatiran soal dampak ekologis dan kesiapan pengelolaan teknologi berisiko tinggi tersebut.

Baca  Anggota Dewan Khamaruddin Pastikan Tetap Bekerja Meskipun Ikut Berkontestasi

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan pihaknya terus mengawal proses pembangunan insinerator agar berjalan sesuai aturan dan memperhatikan aspek lingkungan.

“Teknologi ini memang efisien, tapi harus dijalankan sesuai standar. Regulasi dan mekanisme kontrolnya harus lengkap agar tidak menimbulkan polusi baru,” ujar Deni, Jumat (10/10/2025).

Menurutnya, pembahasan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda difokuskan pada optimalisasi sistem pra-pembakaran, terutama pemilahan dan pengeringan sampah organik. Deni menilai kualitas bahan baku sangat menentukan efektivitas mesin.

Baca  BPJS Kesehatan Cetak Verifikator Andal dan Berkompeten

“Kalau sampahnya masih basah atau bercampur, proses pembakarannya tidak akan efisien,” jelasnya.

Secara teknis, satu unit insinerator mampu mengolah sekitar 10 ton sampah dalam delapan jam. Jika seluruh mesin beroperasi optimal, Samarinda bisa memangkas beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) secara drastis. Meski begitu, penerapan teknologi ini menuntut disiplin tinggi dalam pengelolaan emisi, abu pembakaran, dan pemantauan kualitas udara.

Baca  Perpustakaan Daerah Samarinda Perlu Tingkatkan Fasilitas untuk Dorong Minat Baca

Deni berharap keberadaan insinerator menjadi langkah maju menuju pengelolaan sampah berbasis teknologi hijau. Namun, ia menekankan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab lingkungan.

“Yang kita kejar bukan hanya efisiensi, tapi keberlanjutan. Insinerator harus jadi bagian dari sistem pengelolaan sampah yang tetap berpihak pada lingkungan,” pungkasnya.(nit/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button