Editorialkaltim.com – Provinsi Kalimantan Timur mencatat inflasi sebesar 1,75 persen pada Oktober 2024, dengan Kabupaten Berau mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 3,54 persen. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, dalam rilis resmi pada Sabtu (2/11/2024).
“Inflasi yang kita saksikan disebabkan oleh peningkatan di beberapa kelompok pengeluaran utama,” ujar Yusniar.
“Terutama, kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 3,08 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 5,92 persen,” sambungnya.
Menurut Yusniar, inflasi di kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan juga tercatat mencapai 1,61 persen dan 1,51 persen, sementara Penajam Paser Utara (PPU) memiliki tingkat inflasi yang paling rendah di provinsi tersebut, yaitu 0,85 persen.
Lebih lanjut, Yusniar menjelaskan bahwa ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga, membantu mengimbangi inflasi di beberapa sektor.
“Kelompok transportasi turun sebesar 0,99 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,50 persen,” tambahnya.
Meskipun terjadi penurunan pada beberapa sektor, inflasi secara keseluruhan tetap tercatat positif pada skala tahunan.
“Secara month to month, kita mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. Namun, secara year to date, inflasi masih tercatat sebesar 1,08 persen,” pungkas Yusniar.
Pengamatan yang dilakukan oleh BPS ini penting sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memahami dinamika ekonomi regional dan merespons dengan kebijakan yang sesuai untuk menjaga stabilitas harga serta kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Timur. (adv/ndi/diskominfo-kaltim)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.