Editorialkaltim.com — Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Sabaruddin Panrecalle, mengungkapkan penentuan harga per kamar di Hotel Atlet, Jalan M. Yamin, Samarinda, akan disesuaikan setelah adanya kerja sama dengan pihak ketiga. Hal ini disampaikan usai kunjungannya ke lokasi Hotel Atlet, Rabu (28/5/2025).
Menurutnya, harga kamar tidak bisa ditetapkan sembarangan karena harus mempertimbangkan standar klasifikasi hotel. Untuk itu, DPRD Kaltim masih menunggu hasil kajian dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) terkait kelayakan dan kategori bintang dari hotel tersebut.
“Kita belum bisa bicara soal harga secara spesifik, karena nanti akan disesuaikan dengan standar hotelnya dan pihak ketiga yang mengelola. Apakah hotel ini layak disebut bintang dua, tiga, atau bahkan tidak memenuhi standar hotel sama sekali,” jelasnya.
Penentuan harga per kamar akan sangat bergantung pada hasil penilaian teknis dari pihak terkait, termasuk Biro Hukum dan Dispora, yang turut mengatur aspek regulasi dan legalitas pengelolaan aset daerah tersebut. Jika hasil kajian menyatakan bangunan tidak layak dijadikan hotel sesuai klasifikasi, maka pemanfaatan hotel tersebut bisa diubah agar tidak membebani keuangan daerah.
“Kalau memang sulit memenuhi standar hotel, ya jangan dipaksakan. Bisa saja kita ubah fungsinya jadi guest house atau kos-kosan. Yang penting, aset ini tidak dibiarkan terbengkalai,” tegasnya.
Ia menambahkan biaya operasional seperti listrik dan air di hotel tersebut saat ini sangat tinggi, mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan. Karena itu, menentukan harga sewa kamar secara tepat dan realistis menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan hotel ke depan. (adr/ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
