Editorialkaltim.com — Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menyoroti buruknya kualitas jalan nasional di Kaltim yang dinilai menjadi hambatan utama pembangunan daerah. Ia menyebut kerusakan jalan semakin parah akibat aktivitas angkutan alat berat, tambang, dan CPO yang sering melintas melebihi kapasitas.
“Kendala kami adalah kualitas jalan nasional yang kurang baik karena sering dilintasi angkutan alat berat, tambang, dan CPO yang over dimension over loading (ODOL),” kata Rudy dalam BeritaSatu Regional Forum 2025 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Rudy menjelaskan banyak jalan nasional di Kaltim masuk kategori kelas IIIA dengan batas tonase hanya 8 ton. Namun kendaraan yang melintas kerap membawa muatan jauh di atas batas tersebut sehingga mempercepat kerusakan jalan.
“Banyak jalan nasional di Kaltim tidak dirancang menahan beban sebesar itu. Maka kerusakannya cepat sekali,” ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah mempertimbangkan penggunaan rigid pavement atau konstruksi beton agar umur jalan lebih panjang. Namun biaya pembangunannya sangat besar.
“Solusinya menggunakan rigid pavement, tetapi biaya per kilometernya sangat tinggi, berkisar Rp13–14 miliar,” ungkapnya.
Rudy menambahkan bahwa meski daya beli masyarakat Kaltim cukup baik, tantangan wilayah yang luas dan keterbatasan infrastruktur membuat kebutuhan jalan yang lebih andal semakin mendesak. Ia menilai forum regional seperti ini penting untuk melihat kondisi riil daerah sekaligus memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Kita tidak boleh hanya bergantung pada dana transfer ke daerah. Kita harus menggali potensi PAD melalui inovasi dan digitalisasi,” pungkasnya.(ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.
