
Editorialkaltim.com – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud yang akrab disapa Harum menegaskan pentingnya menjaga identitas dan budaya masyarakat Dayak dalam forum internasional. Pesan ini ia sampaikan dalam Seminar Internasional Day of The World’s Indigenous Peoples 2025 bertajuk Pumpung Hai Borneo yang berlangsung di Palangkaraya, Jumat (21/8/2025).
Rudy menyampaikan apresiasi kepada tokoh adat yang telah menggagas pertemuan besar tersebut. Menurutnya, hadirnya peserta dari berbagai kalangan menjadi bukti masyarakat adat Kalimantan tidak hanya bagian dari sejarah, melainkan aktor kunci pembangunan masa depan.
“Tema seminar kali ini sangat relevan dengan kondisi saat ini. Identitas dan budaya Dayak merupakan pondasi pembangunan yang harus diwariskan kepada generasi penerus agar tidak tercerabut dari akar budayanya,” ujar Harum saat memberi keterangan usai mengikuti agenda secara virtual.
Ia menegaskan para gubernur se-Kalimantan memikul tanggung jawab menjaga warisan budaya masyarakat adat. Upaya ini, menurutnya, bukan sekadar simbol, melainkan bentuk nyata mempertahankan eksistensi Kalimantan di kancah global.
Dalam kesempatan tersebut, Harum juga sempat menyampaikan pantun yang menggambarkan semangat persatuan masyarakat Dayak. Ia menyebutkan, melalui pantun itu, terselip harapan agar kejayaan adat dan budaya Dayak semakin diakui dunia.
Rudy juga menyinggung pentingnya menjadikan Tumbang Anoi sebagai pusat peradaban budaya Dayak internasional. Baginya, pengukuhan ini tidak hanya simbolik, melainkan menjadi tonggak pengakuan identitas yang lebih luas.
“Kita harus mengokohkan Tumbang Anoi agar dikenal dunia sebagai pusat kebudayaan Dayak. Ini bukan sekadar kebanggaan lokal, tapi kontribusi nyata Kalimantan untuk dunia,” tegas Harum.(ndi/adv diskominfokaltim)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.