
Editorialkaltim.com – Jembatan Mahakam dalam kondisi mengkhawatirkan. Struktur vital penghubung Samarinda ini sudah puluhan kali dihantam tongkang batu bara dan kini tak lagi memiliki fender pelindung. Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud (Harum) pun angkat suara dan menegaskan pentingnya penataan ulang lalu lintas sungai.
“Kalau jembatannya miring lebih berbahaya. Di atas nggak bisa dilewati, di bawah kapal nggak bisa ngolong,” ujar Gubernur Harum saat menerima kunjungan Kepala KSOP Kelas I Samarinda Mursidi di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (6/5/2025).
Menurutnya, setiap jembatan sungai seharusnya dilengkapi fender untuk melindungi tiang dari benturan kapal. Namun saat ini, Jembatan Mahakam justru dibiarkan tanpa perlindungan.
“Keselamatan masyarakat itu lebih penting daripada sekadar urusan ekonomi,” tegas Harum.
Jembatan Mahakam sendiri telah berdiri sejak era 1980-an. Proses pemancangannya dimulai pada 1982 dan kini menjadi salah satu jalur utama di Kaltim.
Gubernur juga menyarankan penggunaan kapal pemandu atau assist tug dengan sistem propulsi Z-Peller minimal 2.400 horse power untuk mengawal tongkang melintasi jembatan.
Selain Jembatan Mahakam, Harum juga ingin menstandarkan sistem keselamatan di seluruh jembatan Sungai Mahakam seperti Mahulu, Muara Muntai, Kertanegara, Mahkota 2, dan Jembatan Kembar.
Ia menambahkan, tata ruang perairan di sekitar jembatan perlu ditata ulang.
“Di Mahkota 2 itu bisa ratusan kapal melintang mengganggu arus pelayanan. Ini perlu kita atur juga,” tutupnya.(ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.