gratispoll
Kukar

Festival Kampung Telihan Hadapi Tantangan Identitas, Dispar Kukar Dorong Penyesuaian Konsep

Festival Kampung Telihan

Editorialkaltim.com — Festival Kampung Telihan yang rutin digelar di Desa Kayu Batu, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini menghadapi tantangan serius terkait identitas dan daya tarik utamanya. Jembatan ulin, simbol khas kampung Telihan yang selama ini menjadi ikon utama festival, mulai tergantikan oleh struktur beton sehingga mengubah lanskap budaya asli desa.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perubahan ini. Menurutnya, betonisasi jembatan ulin telah mengurangi nilai historis dan sakral dari festival yang selama ini bertujuan melestarikan budaya kampung air di kawasan Muara Muntai.

Baca  Fraksi PKB Kukar Sampaikan Pandangan Umum terhadap Nota Keuangan Rancangan Perda APBD 2025

“Jembatan ulin adalah identitas kampung Telihan. Saat struktur itu mulai dicor, esensi budayanya ikut terkikis. Ini menjadi alarm bagi kita semua agar tidak kehilangan makna utama festival tersebut,” ujarnya.

Festival Kampung Telihan sendiri dikenal sebagai wadah pelestarian budaya lokal, yang melibatkan lima desa di Kecamatan Muara Muntai. Namun seiring dengan perubahan infrastruktur, muncul pertanyaan soal relevansi dan keberlanjutan konsep acara yang selama ini mengusung tema kampung air.

Baca  Sopan Sopian Usulkan Solusi Krisis Air Bersih di Kecamatan Tabang

Arianto menegaskan bahwa Dinas Pariwisata Kukar tetap berkomitmen mendukung penuh penyelenggaraan festival. Namun, ia menekankan pentingnya evaluasi konsep dan substansi acara, agar tetap selaras dengan kondisi lapangan serta nilai-nilai budaya yang hendak diangkat.

“Kalau kondisi fisiknya sudah berubah, maka konsepnya pun perlu disesuaikan. Tidak harus terpaku pada jembatan ulin, bisa saja menggali kearifan lokal lain yang masih kuat di tengah masyarakat,” tambahnya.

Baca  Pemkab Kukar Perketat Pengawasan Distribusi Gas LPG 3 Kg

Ia juga mendorong agar panitia festival tidak ragu mengadaptasi pendekatan baru dalam penyelenggaraan, asalkan tetap menjaga semangat pelestarian budaya.

“Kami harap Festival Kampung Telihan tidak kehilangan arah, dan tetap menjadi ajang yang menguatkan identitas budaya masyarakat Muara Muntai, dengan konsep yang lebih kontekstual dan inklusif,” tutup Arianto. (Roro/Adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button