gratispoll
Bontang

Faisal FBR Soroti Perilaku Tak Pantas di Masjid Terapung Bontang

Masjid Terapung Bontang

Editorialkaltim.com – Masjid Terapung Darul Irsyad Al Muhajirin di Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, selain menjadi pusat ibadah umat Islam, juga dikenal sebagai destinasi wisata spiritual yang menyuguhkan keindahan laut dan mangrove. Namun, baru-baru ini, kawasan tersebut menjadi perbincangan publik karena ulah sekelompok remaja yang menjadikan pelataran masjid sebagai tempat berpacaran.

Anggota DPRD Kota Bontang, Faisal FBR, menyampaikan keprihatinannya atas insiden tersebut. Ia menilai perilaku itu tidak hanya tidak etis, tetapi juga mencoreng predikat Kota Bontang sebagai kota agamis. Faisal meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang tidak lepas tangan dan segera mengambil langkah nyata, termasuk melibatkan pihak kelurahan dan RT setempat dalam pengawasan.

Baca  Jembatan Bontang Kuala Rusak Parah, Abdul Samad Soroti Kinerja Pemkot

“Paling tidak dengan kejadian itu ya, pemerintah enggak boleh lepas. Ini menyangkut wajah kota juga,” ujar Faisal saat ditemui belum lama ini.

Ia menilai, pengawasan yang selama ini hanya bertumpu pada takmir masjid tidak cukup. Sebab, menurutnya, kewenangan takmir masjid terbatas pada area dalam masjid saja. Sementara aktivitas yang dianggap meresahkan kerap terjadi di luar bangunan masjid, terutama di area pelataran dan jembatan penghubung.

“Segera perketat pengawasan. Takmir itu ya kemampuannya terbatas, mereka cuma bisa jaga bagian dalam masjid,” terangnya.

Baca  DPRD Bontang Dukung Program Pemerintah Sekolah Gratis Baik Negeri Maupun Swasta

Faisal juga mengungkapkan kekhawatirannya jika petugas masjid langsung menegur pelaku pelanggaran, karena berpotensi memicu konflik. Ia menuturkan pernah terjadi kasus percekcokan saat pengurus masjid memperingatkan pasangan yang diduga bukan suami istri.

Politikus Partai NasDem itu mendorong Pemkot Bontang untuk menambah petugas penjaga serta membangun pagar atau pintu masuk di area masjid terapung, guna membatasi akses pada waktu-waktu tertentu. Apalagi, lokasi masjid sangat terbuka dan berada di depan pelabuhan penumpang yang aktif melayani perjalanan hingga ke wilayah timur Indonesia.

“Tempat itu memang terbuka, banyak yang keluar masuk. Harus ada penjagaan ekstra, terutama di malam hari,” ujarnya.

Baca  Junaidi, Wakil Ketua DPRD Bontang: Warga Pesisir Harus Lebih Waspada Terhadap Buaya

Faisal menegaskan pentingnya perlindungan terhadap kesucian tempat ibadah. Apalagi, kawasan masjid juga sering dijadikan tempat istirahat para penumpang kapal, sehingga perlu ada pendekatan pengamanan yang tidak sekadar represif, tetapi juga edukatif.

“Bisa saja orang duduk berdua, ternyata itu suami istri yang sedang menunggu kapal subuh. Makanya pengawasan harus bijak dan tetap menjaga suasana masjid,” tutupnya. (Roro/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button