Nasional

Esti PDIP: Anggaran Pendidikan Kemenag Harus Utuh, Bukan untuk Makan Siang Gratis

Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDIP, My Esti Wijayati (Foto: Dok Humas DPR)

Editorialkaltim.com – Tahun politik 2024 diwarnai dengan agenda besar, pergantian kepemimpinan nasional. Dalam transisi tersebut, kebijakan publik Indonesia termasuk di sektor pendidikan agaknya akan menyusut dan berganti. Meskipun terjadi pergolakan politik, Komisi VIII DPR RI tegas tidak akan mengizinkan adanya pengalihan anggaran pendidikan yang dikelola oleh Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2025, termasuk untuk program makan siang gratis yang tengah hangat dibahas.

Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI, My Esti Wijayati, mengutarakan komitmen ini dalam agenda kunjungan kerja ke Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Baca  Gunakan Wujudul Hilal, Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri Pada 10 April 2024

“Kami di Komisi VIII berharap anggaran pendidikan yang dikelola Kemenag tidak disunat sedikit pun untuk kepentingan lain, seperti makan siang gratis,” ujar Esti pada Selasa (11/6/2024).

Dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2025 yang telah dirilis menunjukkan peningkatan anggaran pendidikan dari Rp665,02 triliun di tahun 2024 menjadi antara Rp708,2 triliun hingga Rp741,7 triliun pada 2025.

Baca  Anies Kritik Program Makan dan Minum Susu Gratis Mulai Dibahas Pemerintah, Singgung Soal Etika

Angka ini, menurut Esti, seharusnya dipertahankan dan bahkan ditingkatkan untuk menjamin kualitas serta infrastruktur pendidikan di Indonesia.

Pembahasan RAPBN 2025 yang kini tengah dilakukan oleh DPR RI bersama pemerintah juga menjadi fokus Komisi VIII untuk memastikan tidak ada pengurangan atau pengalihan anggaran.

“Kami memerlukan data yang valid dan lugas dari Kemenag untuk membantu kami mempertahankan anggaran pendidikan,” lanjut Esti.

Baca  NPC Indonesia Targetkan Peringkat 40 Besar di Paralimpiade Paris 2024

Dalam kunjungan tersebut, Esti juga meminta masukan dari berbagai pemangku kepentingan pendidikan agama untuk membantu menentukan prioritas kerja pendidikan ke depannya.

“Kami ingin membawa nafas harapan baru bagi pendidikan agama di Indonesia, dan masukan dari sini akan sangat berharga,” tutup Esti. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltim

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button