Penajam Paser Utara

Dukung Sekolah Inklusi Diterapkan di PPU, Syahrudin M Noor: Memupuk Keterbukaan dan Empati

Ketua DPRD PPU, Syahrudin M Noor (istimewa)

Editorialkaltim.com – Ketua DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Syahrudin M Noor, berada di garis depan advokasi untuk inklusi pendidikan, sebuah langkah yang diperlukan untuk mengintegrasikan semua individu dalam lingkungan belajar yang sama di Benuo Taka.

Dalam era modern yang terus bergerak menuju kesetaraan, Syahrudin menekankan bahwa sudah saatnya sistem pendidikan di PPU merefleksikan prinsip inklusivitas. Prinsip ini mempromosikan penerimaan terhadap perbedaan dan memberikan peluang yang sama kepada semua individu, terlepas dari kondisi atau latar belakang mereka.

“Menerapkan pendidikan inklusif bukan hanya soal kepatuhan pada regulasi, tetapi tentang memupuk keterbukaan dan empati di kalangan pelajar kita,” kata Syahrudin M Noor.

Baca  Mendesak Inventarisasi Aset PPU, Komisi II DPRD PPU: Untuk Pengelolaan Aset yang Lebih Baik

Menghilangkan stigma dan diskriminasi, menurut Syahrudin, adalah penting dan sudah terbukti bahwa individu dengan kebutuhan khusus, termasuk mereka yang tunarungu, mampu berintegrasi dengan baik dalam masyarakat. Namun, dia mengkritik pendekatan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menurutnya cenderung memisahkan individu dengan disabilitas dari lingkungan sosial yang lebih luas.

Syahrudin mengadvokasi untuk adopsi pendekatan sekolah inklusi, yang menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan khusus setiap anak, memungkinkan banyak dari mereka yang memiliki disabilitas untuk sukses di sekolah umum. Dia percaya bahwa dengan adaptasi yang tepat dan pendekatan inklusif, anak-anak ini akan merasa nyaman dan tidak akan mengalami intimidasi.

Baca  Samri Dorong Penyelesaian Dugaan Pelanggaran Pemilu Samarinda Melalui Mahkamah Konstitusi

Melalui partisipasi dalam sekolah inklusi, anak-anak dengan disabilitas akan mendapatkan manfaat dari interaksi sosial yang lebih luas dan belajar berkomunikasi efektif dengan teman sebaya mereka. Syahrudin melihat ini sebagai langkah maju yang mendukung perkembangan mereka menjadi individu yang lebih percaya diri dan terlibat dalam masyarakat.

Pentingnya inklusivitas, menurut Syahrudin, melampaui pendidikan formal dan harus menjadi bagian dari budaya masyarakat secara keseluruhan. Dengan mengadopsi inklusivitas dalam pendidikan, PPU dapat menetapkan standar bagi wilayah lain dalam mempromosikan kesetaraan dan penerimaan sosial.

Baca  Rapat Paripurna DPRD PPU: Refleksi dan Komitmen Pembangunan di HUT Ke-22 Kabupaten PPU

Inisiatif positif seperti pendidikan inklusif, sebagaimana ditekankan oleh Syahrudin, adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang mendukung adaptasi dan integrasi individu dengan disabilitas ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. (roro/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button