
Editorialkaltim.com – DPRD Samarinda mendesak pemerintah kota tidak hanya mencatat kasus kekerasan, tapi juga memberikan perlindungan nyata kepada para korban, khususnya perempuan dan anak.
Desakan ini muncul setelah tercatat 50 kasus kekerasan terjadi di Samarinda hingga Maret 2025. Angka tersebut membuat Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan jumlah kasus kekerasan tertinggi secara nasional.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti menilai tingginya laporan itu juga menandakan masyarakat mulai berani bersuara.
Ia menyebut, meningkatnya pelaporan adalah indikator kepercayaan masyarakat terhadap sistem perlindungan yang ada.
“Kasus kekerasan ini sudah lama terjadi, tapi dulu banyak korban tidak berani melapor. Sekarang mulai berani, artinya masyarakat percaya ada perlindungan,” kata Sri Puji Astuti, Selasa (20/5/2025).
Namun, menurutnya, pelaporan saja tidak cukup. Pemerintah harus hadir secara konkret dan memberikan perlindungan langsung kepada korban, bukan hanya membukukan angka.
“Sistem sudah berjalan, regulasi ada, tetapi jika masyarakat tidak diedukasi, tetap tidak akan efektif,” ujarnya.
Sri menyebut edukasi publik sebagai hal penting dalam mendukung sistem perlindungan korban.
Tanpa pemahaman yang memadai, regulasi tidak akan menyentuh akar persoalan.
Ia juga menyoroti kondisi rumah aman milik UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Samarinda yang dinilai belum memenuhi standar ideal bagi korban.
Menurutnya, rumah aman seharusnya berada di lokasi strategis, memiliki pengamanan yang memadai, serta akses langsung ke layanan kesehatan dan pendidikan.
“Rumah aman itu harusnya berada di kawasan strategis, ada satpam, hingga ada komisaris seperti rumah sakit. Akses layanan pun harus turut tersedia agar korban bisa mendapat pendampingan dan rehabilitasi,” tutupnya. (ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.