
Editorialkaltim.com – Maraknya pelajar yang berkendara ke sekolah dengan kendaraan pribadi kembali mendapat perhatian DPRD Samarinda. Ketua Komisi IV DPRD, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menilai kebiasaan ini berisiko tinggi karena mayoritas pelajar masih di bawah umur dan belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
“Anak sekolah yang membawa kendaraan sendiri itu sangat rawan menimbulkan kecelakaan,” ujar Novan, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, ada berbagai alasan yang membuat orang tua tetap mengizinkan anak mereka berkendara, mulai dari jarak sekolah yang dianggap dekat hingga kesibukan yang membuat antar-jemput sulit dilakukan. Kondisi ini justru semakin menormalisasi praktik berbahaya di kalangan pelajar.
Novan menilai sekolah tidak bisa tinggal diam. Ia mendorong agar pihak sekolah berani membuat aturan tegas untuk menekan kebiasaan tersebut. “Pengawasan memang tidak mudah, tapi kalau sekolah punya ketegasan aturan, itu bisa jadi langkah awal,” tegasnya.
Selain sekolah, aparat kepolisian juga menghadapi keterbatasan. Luasnya wilayah Samarinda membuat pengawasan lalu lintas tidak bisa dilakukan setiap saat. Karena itu, menurut Novan, peran keluarga tetap menjadi kunci utama. “Kesadaran orang tua sangat penting. Mereka yang paling menentukan apakah anak diizinkan membawa kendaraan atau tidak,” jelasnya.
Ia mengingatkan, keselamatan pelajar di jalan raya jauh lebih penting daripada alasan kepraktisan.
“Bukan soal gampang atau dekatnya jarak, tapi soal keamanan anak-anak kita di jalan,” pungkasnya. (nit/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.