KaltimKukar

DPRD Kukar Soroti Krisis Regenerasi Petani

Anggota Komisi III DPRD Kukar, Hairendra (Foto: Editorialkaltim/Fitra)

Editorialkaltim.com – Upaya memperkuat ekonomi desa di Kutai Kartanegara (Kukar) masih dibayangi persoalan klasik sektor pertanian. Jumlah petani muda terus menurun, harga panen kerap fluktuatif, dan akses terhadap sarana produksi belum merata.

Anggota Komisi III DPRD Kukar, Hairendra, menegaskan masalah tersebut tak boleh terus dibiarkan. Ia menyebut pertanian memegang peran penting bagi masa depan ekonomi Kukar sehingga fondasinya harus diperkuat.

“Banyak petani kita hari ini sudah berusia lanjut. Regenerasi terhambat, sementara kebutuhan pangan terus meningkat. Ini masalah serius yang harus kita jawab bersama,” kata Hairendra.

Baca  MK Tolak Gugatan Isran-Hadi, Rudy-Seno Siap Dilantik

Menurutnya, minimnya keterlibatan generasi muda menjadi titik krusial. Ia menilai anak muda bukan tidak tertarik pada sektor pertanian, melainkan ekosistem pendukungnya belum memadai.

“Kalau kita ingin petani milenial lahir, maka teknologi, pelatihan, dan kepastian pasar harus disiapkan. Jangan sampai sektor ini terlihat seperti pekerjaan masa lalu,” ujarnya.

Ia juga menyoroti ketidakstabilan harga panen dan lemahnya sistem pemasaran yang membuat petani berada dalam posisi rentan, meski mereka menjadi penopang utama penyediaan pangan daerah.

Baca  DPRD Kukar Desak Perumda Tirta Mahakam Percepat Perbaikan Air Bersih

Sebagai pengurus KTNA Kukar, Hairendra menilai organisasi petani dan pemerintah daerah harus bergerak bersama dalam memenuhi kebutuhan petani. Termasuk ketersediaan pupuk, pendampingan, serta penguatan hilirisasi agar nilai tambah dinikmati masyarakat desa.

“Kita perlu sinergi tiga arah: pemerintah, DPRD, dan KTNA. Kebijakan harus berpihak, dan eksekusinya harus terukur. Petani tidak boleh lagi berjalan sendiri,” tegasnya.

Baca  Abdul Rasid Hadiri Simulasi Pengamanan Pilkada Serentak 2024 di Kutai Kartanegara

Hairendra berharap pembenahan sektor pertanian tak hanya berhenti pada aspek produksi. Menurutnya, Kukar memiliki peluang besar membangun industri pengolahan lokal agar hasil panen tidak terus dijual dalam bentuk mentah.

“Kalau rantai hulu–hilir berjalan, pertanian di Kukar bukan hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga membuka jalan bagi kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.(ftr/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button