
Editorialkaltim.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Sarkowi V Zahry, memberi tanggapannya terkait maraknya Masyarakat yang menggunakan jamban di bantaran sungai. Menurutnya kondisi tersebut bukan semata karena kurangnya fasilitas, tetapi juga dipengaruhi faktor budaya yang sudah mengakar sejak lama.
“Memang diakui, sebagian masyarakat kita masih menggunakan jamban di sungai karena faktor budaya. Mereka lebih senang karena sudah terbiasa dan merasa akrab dengan sungai,” ujar Sarkowi, Senin (23/6/2025).
Meski begitu, ia mengapresiasi upaya pemerintah yang selama ini sudah menyiapkan sarana mandi, cuci, kakus (MCK) yang layak bagi masyarakat. Namun, menurutnya, pembangunan fisik saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pendekatan kultural dan edukasi yang menyentuh langsung ke masyarakat.
“Pemerintah sudah berusaha menyediakan MCK yang layak. Tapi ini harus diimbangi dengan edukasi. Karena masyarakat kita ini secara kultur memang sangat dekat dan akrab dengan sungai. Jadi pendekatannya harus halus, tidak bisa frontal,” tegasnya.
Untuk itu, ia mendorong agar program pembangunan MCK, baik melalui bantuan langsung maupun melalui program dinas teknis, harus dirancang seiring dengan program penyadaran masyarakat. Ia menekankan pentingnya perubahan perilaku secara bertahap dan konsisten.
“Kalau pendekatannya tepat, saya yakin budaya ini bisa bergeser. Tapi memang tidak bisa instan. Butuh waktu, sama seperti dulu kita mengubah kebiasaan dari telepon umum koin ke telepon seluler. Semua perlu proses edukasi,” pungkasnya. (adr/ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.