KaltimSamarindaZona Kampus

Dosen FIB Unmul Sebut Peminat Sastra Masih Banyak dan Menjanjikan

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unmul Dahri Dahlan (Foto: Editorialkaltim/Adryan)

Editorialkaltim.com – Akademisi yang merupakan seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman, Dahri Dahlan memberikan tanggapannya terkait peminat dan prospek terhadap dunia sastra saat ini khsususnya puisi. Ia menyatakan bahwa minat terhadap sastra masih tinggi dan memiliki prospek yang menjanjikan di tengah dinamika zaman modern.

Ia menjelaskan bahwa sastra memiliki keistimewaan tersendiri karena tidak semua orang mampu menulis dengan cara yang mendalam dan bermakna. “Sastra itu istimewa karena tidak semua orang bisa menulis. Ada kebenaran yang hanya bisa diungkapkan lewat puisi. Misalnya, pengalaman puitik bisa memberikan efek rekreatif yang setara dengan pergi ke pantai. Orang ke pantai untuk menyembuhkan diri, sama seperti membaca puisi,” ungkapnya, Senin (27/01/2025).

Baca  Pemkab Kubar Tegas Reklamasi 100 Persen Wajib, Hindari Lubang Tambang Terbengkalai

Menurutnya, puisi adalah salah satu bentuk sastra yang tak lekang oleh waktu. “Puisi itu sama tuanya dengan peradaban manusia. Sejak dulu, sastra telah menjadi salah satu bukti dari peradaban kita. Sampai kapan pun, orang akan terus menulis puisi,” tegasnya.

Ia juga mengulas pentingnya kritik dalam sastra. Ia menilai bahwa banyak orang salah kaprah bahwa semakin sulit puisi, semakin bagus. Menurutnya Itu adalah mitos. “Puisi yang baik adalah yang sampai kepada pembacanya. Pemahaman harus mendahului pujian. Itulah mengapa peran kritikus sangat penting untuk menjembatani karya sastra dengan masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya penggunaan bahasa yang jelas dan estetika dalam menulis puisi. “Penggunaan tanda baca, seperti titik dan koma, harus diperhatikan. Puisi tidak hanya tentang keindahan bahasa, tapi juga harus bisa dinikmati oleh pembaca. Sama seperti makanan, apa gunanya puisi kalau tidak bisa dikonsumsi?”

Baca  Peserta Pawai Taa'ruf MTQ XXX Kaltim Resmi Dilepas Sekda Sri Wahyuni

Kemudian berkaitan dengan keberadaan teknologi modern, ia juga menyinggung dampak teknologi pada dunia sastra. Munculnya media sosial dan kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu tantangan sekaligus peluang. “Sekarang, menulis tidak harus melalui buku cetak. Cukup bikin akun Instagram, kamu sudah bisa menjadi penulis. Bahkan ada buku terbaik versi Tempo yang merupakan kolaborasi antara manusia dan AI, yaitu Buku Pegangan Pencari Kerja. Ini bukti bahwa teknologi bisa menjadi alat bantu yang memperkaya dunia sastra,” jelasnya.

Ia melihat AI bukan sebagai ancaman, melainkan peluang yang dapat dimanfaatkan secara bijak. “Teknologi itu seperti pisau; bisa bermanfaat jika digunakan dengan baik. Kehadiran teknologi, termasuk AI, justru membuat manusia semakin bernilai, karena menunjukkan keunikan manusia yang tak tergantikan,” ujarnya dengan optimisme.

Baca  Sugiyono Ungkap Keprihatinan atas Rendahnya Tingkat Partisipasi dalam Pemilu

Terakhir ia mengajak masyarakat untuk tetap menghargai sastra. “Kalau tidak ada minat pada sastra, rak buku di toko seperti Gramedia tidak akan penuh. Sastra adalah bagian dari masyarakat, dan peminatnya masih banyak, baik dari generasi tua maupun muda. Sastra adalah cerminan dari kehidupan kita dan akan terus hidup sepanjang zaman,” pungkasnya.(Adr)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker