KaltimKutim

Disdikbud Kutim Pastikan Pendidikan Inklusif bagi Siswa Pengidap HIV

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim, Mulyono (Foto: Editorialkaltim/Ist)

Editorialkaltim.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Disdikbud Kutim) memperkuat upaya mereka dalam melindungi hak pendidikan semua anak, khususnya bagi mereka yang berkebutuhan khusus seperti pengidap HIV. Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menegaskan hal ini dalam wawancara dengan media di Sangatta, Rabu (15/1/2025), sebagai bagian dari komitmen mereka untuk menghapus segala bentuk diskriminasi di sekolah-sekolah di wilayah tersebut.

Menurut Mulyono, kasus seorang siswa dari Kecamatan Muara Ancalong yang sempat terisolasi dari pendidikan formal karena kondisi kesehatannya, telah membuka mata banyak pihak tentang pentingnya akses pendidikan yang inklusif.

Baca  Bupati Kutim Dukung Kerjasama ASOBSI Kutim dan RSPKT

Siswa ini, yang menderita anemia aplastik dan kemudian dinyatakan positif HIV, sempat tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah selama beberapa waktu.

“Setiap anak, tanpa terkecuali, berhak atas pendidikan yang sama. Kondisi kesehatan tidak boleh menjadi penghalang bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” ujar Mulyono.

Pada awalnya, siswa ini menjalani homeschooling sebagai cara untuk melanjutkan pendidikannya sambil menjaga kesehatan.

Namun, dengan perbaikan kondisi kesehatannya, Disdikbud Kutim kini mendukung keinginannya untuk kembali ke sekolah formal.

Baca  Dialog Pemkab Kutai Timur dengan Mahasiswa Berjalan Lancar Meskipun Tak Sepenuhnya Memuaskan

Keputusan ini diharapkan dapat menjadi preseden yang baik dan menunjukkan bahwa tidak ada ruang untuk diskriminasi dalam sistem pendidikan di Kutai Timur.

Kasus ini juga memicu dialog di antara masyarakat tentang pentingnya mengerti dan mendukung anak-anak yang berkebutuhan khusus.

“Kami berharap ini menjadi langkah awal menuju lebih banyak inklusivitas di sekolah-sekolah kita, di mana setiap anak diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang,” tambah Mulyono.

Perjuangan SAH, siswa yang terkena dampak, juga mendapatkan perhatian khusus. Selama tiga tahun, ia tidak mengikuti pembelajaran tatap muka seperti teman-temannya, sesuatu yang sangat disayangkan oleh ibunya.

Baca  Rapat Paripurna DPRD Kutim Bahas Pandangan Fraksi Terhadap Raperda APBD 2024

“Melihat anak saya terpaksa belajar dari rumah saja sudah cukup menyedihkan. Sekarang, dengan adanya dukungan dari Disdikbud, saya merasa lega dan berharap dia dapat kembali berinteraksi dengan teman-temannya,” kata ibu SAH.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker