
Editorialkaltim.com – Produktivitas kebun sawit rakyat di Kutai Kartanegara (Kukar) masih jauh dari potensi maksimal. Rata-rata hasil panen baru mencapai 13 ton per hektare, padahal dengan pengelolaan tepat dan penggunaan benih unggul, hasilnya bisa meningkat signifikan.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar, Muhammad Taufik, saat menghadiri Workshop Strategi Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Swadaya Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045 di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Selasa (28/10/2025).
Menurut Taufik, peningkatan produktivitas sawit rakyat harus dilakukan secara terpadu dan kolaboratif antara pemerintah, asosiasi, dan petani.
“Kita perlu bersinergi agar kebun rakyat bisa lebih produktif. Salah satunya dengan mendorong petani swadaya menggunakan benih resmi dan berkualitas. Jangan sampai tergiur benih murah yang tidak jelas asal-usulnya,” ujar Taufik.
Selain mendorong penggunaan benih unggul, Disbun Kukar juga memberikan pendampingan dalam pengendalian hama, pemeliharaan tanaman, serta pemanfaatan kondisi iklim agar hasil sawit rakyat terus meningkat.
Taufik menambahkan, ke depan pihaknya akan mendorong koperasi petani sawit memperoleh sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Sertifikasi ini wajib bagi perkebunan yang ingin menghasilkan produk sawit ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kalau kebun rakyat sudah memiliki ISPO, otomatis harga jual TBS (tandan buah segar) lebih tinggi dan posisi tawar petani semakin kuat. Saat ini baru satu koperasi di Kukar yang sudah bersertifikat ISPO, yaitu Koperasi Belayan Sejahtera di Kecamatan Kembang Janggut,” jelasnya.
Selain peningkatan produktivitas, Disbun Kukar juga mendorong pengembangan hilirisasi sawit agar nilai tambah ekonomi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat petani.
Taufik menyebut, saat ini terdapat 46 perusahaan perkebunan sawit yang masih aktif beroperasi di Kukar dari total lebih dari 60 perusahaan sebelumnya. Beberapa yang tidak aktif sudah dievaluasi dan dicabut izinnya oleh pemerintah daerah.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setkab Kukar, Ahyani Fadianur Diani, menegaskan pemerintah daerah terus memperkuat sinergi lintas sektor untuk mengoptimalkan sektor perkebunan sebagai pilar ekonomi daerah.
“Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan petani menjadi kunci untuk mewujudkan perekonomian yang inklusif dan berkeadilan, khususnya bagi petani sawit rakyat di Kutai Kartanegara,” tutur Ahyani.



