Desa Karang Tunggal Bangkit Lewat Pertanian, Genjot Produksi Padi dan Ubi Jalar

Editorialkaltim.com – Pemerintah Desa Karang Tunggal, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menegaskan komitmennya menjadikan sektor pertanian sebagai pilar utama pembangunan ekonomi dan kemandirian pangan desa. Dengan lahan yang luas dan subur, desa ini optimistis mampu mengurangi ketergantungan pada pasokan bahan pangan dari luar wilayah.
Kepala Desa Karang Tunggal, Solimin, mengungkapkan bahwa desanya memiliki lahan sawah seluas 267 hektare, di mana sekitar 75 persen telah ditanami padi, sementara sisanya masih menunggu proses optimalisasi. “Kalau ada sawah yang bisa digarap, harus segera dimanfaatkan. Jangan sampai lahan produktif hanya jadi pemandangan kosong,” ujarnya.
Selain padi, Karang Tunggal juga dikenal sebagai sentra ubi jalar. Komoditas ini menempati sekitar 50 hektare lahan dan mulai menjadi produk unggulan baru bagi petani setempat. Namun, Solimin mengakui bahwa alih fungsi lahan ke sektor perusahaan membuat area hortikultura mengalami penyusutan dari tahun ke tahun.
Kendati demikian, pemerintah desa bersama kelompok tani tetap berupaya menjaga produksi pertanian. Saat ini, terdapat 12 kelompok tani dan satu gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang aktif, dengan sembilan kelompok fokus pada persawahan dan tiga lainnya di bidang hortikultura. “Kami terus dorong kelompok tani agar tetap produktif meski lahan berkurang. Yang penting, pertanian tetap hidup,” tegas Solimin.
Ia juga menuturkan bahwa Desa Karang Tunggal sempat terimbas aktivitas pertambangan di masa lalu, yang menyebabkan banyak lahan tidak lagi produktif. Namun, selama tiga tahun terakhir, pemerintah desa gencar melakukan pemulihan agar lahan kembali hijau dan bisa dimanfaatkan warga. “Kalau lahan kembali hijau, masyarakat juga ikut tenang karena kebutuhan pangan lebih terjamin,” katanya.
Ke depan, pemerintah desa menargetkan peningkatan produksi padi sekaligus pengembangan ubi jalar sebagai ikon hortikultura baru. Solimin menyebut, potensi pasarnya cukup besar baik untuk konsumsi lokal maupun distribusi keluar daerah.
Dengan strategi pemulihan lahan dan diversifikasi pertanian, Karang Tunggal kini menapaki kebangkitan ekonomi desa berbasis pangan berkelanjutan. “Tujuan akhirnya adalah keberlanjutan pangan. Desa harus bisa mencukupi kebutuhan warganya sendiri tanpa bergantung pada pasokan luar,” pungkas Solimin. (Roro/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.