Nasional

Defisit APBN Membengkak Sri Mulyani Tarik Utang Rp 214,7 Triliun di Semester I-2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Kemenkeu)

Editorialkaltim.com – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 214,7 triliun selama semester pertama tahun 2024. Jumlah ini menunjukkan peningkatan signifikan dari periode yang sama tahun lalu, di mana utang yang ditarik berjumlah Rp 166,5 triliun.

Penarikan utang ini dilakukan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang hingga enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp 77,3 triliun, atau 0,34% dari produk domestik bruto (PDB).

Situasi ini berbeda dengan tahun lalu, ketika APBN mencatat surplus sebesar Rp 152,3 triliun atau 0,71% terhadap PDB.

Baca  APBN Q1 2024 Surplus Rp 8,1 Triliun, Sri Mulyani: Rasio Utang Kita Terjaga di Bawah 40% PDB

“Pembiayaan defisit melalui utang akan terus dikelola secara sangat hati-hati terutama dalam lingkungan global yang sangat dinamis,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta dikutip pada Rabu (11/7/2024).

Lebih lanjut, ia menambahkan total kebutuhan penarikan pembiayaan utang tahun ini adalah Rp 648,1 triliun, dimana utang yang sudah ditarik sejauh ini baru mencapai 33,1%. Angka ini lebih rendah dibandingkan proporsi tahun lalu yang sudah mencapai 39,5% dari total kebutuhan Rp 421,2 triliun.

Baca  Mendikbud Nadiem Klaim Aturan Baru UKT Adil, Hanya Berlaku untuk Mahasiswa Baru

Dari total pembiayaan utang yang ditarik, sebesar Rp 206,2 triliun berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), mencapai sekitar 30,9% dari target penerbitan SBN tahun ini sebesar Rp 666,4 triliun.

Sementara itu, jumlah pinjaman yang bersumber dari luar negri meningkat sebesar 46,4%, dengan realisasi Rp 8,5 triliun.

“Jadi masih sesuai on track, meskipun secara nominal dalam hal ini Rp 206,2 triliun lebih tinggi dari tahun lalu Rp 157,9 triliun, tapi kita dalam hal ini kita juga terus menyesuaikan strategi dengan jatuh temponya utang. Dan juga dinamika dari pasar surat berharga, baik domestik, maupun dari global,” jelas Sri Mulyani.

Baca  Belanja Negara Capai Rp2.240 Triliun sampai Oktober, Lebih Banyak Dikucurkan Buat IKN hingga Bansos

Di tengah upaya pengelolaan utang, Sri Mulyani menjamin pembiayaan utang untuk menutup defisit akan dilakukan secara terukur untuk mendapatkan biaya yang paling efisien dan risiko yang terkendali, dengan menerbitkan SBN secara fleksibel dan oportunistik. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button