BGN Ungkap Mayoritas Kasus Keracunan MBG Gegara SPPG Tak Patuhi SOP

Editorialkaltim.com – Badan Gizi Nasional (BGN) membeberkan penyebab maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut mayoritas kasus terjadi karena Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.
“Rata-rata kejadian ini karena SOP yang dibuat BGN tidak dipatuhi dengan baik,” ujar Dadan dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).
Sejak MBG diluncurkan Januari 2025, BGN mencatat ada 75 kasus keracunan. Dari periode 6 Januari–31 Juli 2025, terdapat 24 kasus. Namun, jumlahnya melonjak tajam pada 1 Agustus–30 September 2025, dengan tambahan 51 kasus baru.
Mayoritas kasus ditemukan di Pulau Jawa yang masuk wilayah II MBG. Dadan mencontohkan kasus pertama kali muncul hanya delapan hari setelah program diluncurkan, di mana enam siswa mengalami gangguan kesehatan. Terbaru, keracunan massal terjadi di SPPG Cihampelas Pasar Rebo dan Kadungora dengan puluhan korban.
Menurutnya, pelanggaran SOP yang kerap terjadi meliputi pemilihan bahan baku. Padahal, BGN menetapkan bahan pangan harus dibeli maksimal dua hari sebelum distribusi. Namun, sejumlah dapur justru membeli empat hari sebelumnya.
“Akibatnya kualitas bahan tidak terjaga. Ditambah lagi, pengolahan makanan tidak sesuai aturan, sehingga berisiko menimbulkan keracunan,” tegasnya.
Dadan memastikan BGN tidak akan tinggal diam. Dapur MBG yang terbukti melanggar SOP dan menyebabkan keracunan bakal ditutup sementara.
“Penutupan akan dilakukan hingga SPPG benar-benar memperbaiki manajemen pengolahan pangan sesuai standar,” imbuhnya.(ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.