BGN Klaim Program MBG Dorong Kebutuhan Susu Capai 8 Juta Ton per Tahun

Editorialkaltim.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar memberi makan anak-anak sekolah. Di balik segelas susu yang disajikan setiap hari, program ini disebut mampu menggerakkan ekonomi nasional, terutama sektor peternakan sapi perah lokal.
Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut, pelaksanaan MBG akan memicu lonjakan kebutuhan susu segar dalam negeri hingga dua kali lipat. Kondisi ini menjadi peluang besar bagi peternak lokal untuk memperluas produksi dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Sebelum ada MBG, kebutuhan susu nasional sekitar 4,7 juta ton per tahun. Dengan adanya MBG, permintaan naik menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Hal itu diungkapkan Tim Pakar Bidang Susu BGN sekaligus Guru Besar Fakultas Peternakan IPB, Prof. Epi Taufik, dalam keterangan resmi, Kamis (15/10/2025).
Menurut Epi, sekitar 90 persen susu segar di Indonesia dihasilkan oleh peternak lokal dan skala menengah. Dengan adanya MBG, pasar domestik menjadi lebih pasti dan memberikan dorongan besar bagi peternak untuk meningkatkan kapasitas usaha.
“Dengan MBG, peternak lokal memiliki insentif kuat untuk meningkatkan produksi, kualitas, dan efisiensi. Ini momentum penting bagi kebangkitan industri susu nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati menuturkan, pemerintah sudah menyiapkan peta jalan penguatan produksi susu segar nasional 2025–2029. Salah satu langkah strategisnya adalah rencana impor satu juta ekor sapi perah dari negara produsen seperti Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
“Program MBG menciptakan efek domino positif. Dari peternakan, pakan, hingga industri pengolahan susu, semuanya ikut bergerak. Ini kebijakan gizi yang berdampak ekonomi luas,” tegas Hida.
Ia juga menambahkan, Presiden Prabowo sejak awal menekankan agar bahan baku MBG diserap dari peternak lokal. Meskipun saat ini kandungan susu segar dalam program MBG baru mencapai 20 persen, angkanya akan terus ditingkatkan secara bertahap.
“Kita realistis dengan kondisi saat ini, tapi berkomitmen untuk terus naik tiap tahun. Targetnya, peternak lokal bisa menjadi pemain utama dalam industri susu nasional,” tutup Hida.(ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.