
Editorialkaltim.com – Harga beras di Desa Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, tembus hingga Rp1,2 juta per karung 25 kilogram. DPRD Kaltim menilai persoalan ini dipicu oleh kendala transportasi yang belum teratasi secara optimal.
Wakil Ketua DPRD Kaltim Ekti Imanuel mengatakan, tingginya harga sembako di wilayah pedalaman seperti Long Apari disebabkan kondisi geografis yang ekstrem, terutama saat musim kemarau atau hujan.
“Sebenarnya sudah dianggarkan namanya bantuan ongkos angkut. Nah, mungkin ini yang nanti pemerintah Mahakam Ulu akan salurkan supaya transportasi sembako ini tidak mahal seperti itu,” kata Ekti saat ditemui, Senin (28/7/2025).
Ekti menjelaskan, distribusi logistik di Mahulu masih bergantung pada Sungai Mahakam. Sekitar 90 persen pengiriman barang ke kecamatan seperti Long Apari dan Long Pahangai masih menggunakan jalur air.
“Proses dari Long Bagun ke Long Apari itu masih melalui sungai. Nah, saat musim kemarau, dari Long Bagun ke Long Apari ada tiga riam: Riam Udang, Riam Halo, dan Riam Panjang. Kalau debit air surut, batu-batu di riam itu muncul, sehingga menyulitkan transportasi,” jelasnya.
Menurut Ekti, persoalan transportasi ini terjadi saban tahun. Ketika musim hujan, banjir jadi ancaman. Saat kemarau, permukaan sungai turun drastis, membuat perahu sulit melintas. Hal itu berdampak langsung pada harga kebutuhan pokok di wilayah perbatasan.
“Permasalahannya di transportasi tadi. Nah itu yang membuat harga sembako jadi sangat mahal. Tapi kami sudah komunikasikan juga dengan DPRD Mahulu agar bantuan ongkos angkut ini bisa segera dimanfaatkan,” tutupnya. (adr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.