Perbaiki Mental Anak Muda, Menpora Luncurkan Program Youth Mental Health Center
Editorialkaltim.com – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo meluncurkan Youth Mental Health Center untuk mendukung kesehatan mental generasi muda Indonesi di Media Center Kemenpora, Jakarta, Selasa (2/8/2023).
Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa selain mengutamakan kebugaran fisik, pihaknya juga mengutamakan kesehatan mental sebagai bagian penting dalam pembinaan generasi muda. Menjaga kesehatan mental diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih produktif dan berdaya saing.
“Kita ingin generasi muda itu secara fisik bugar, dan jiwa raganya juga sehat,” Kata Menpora Dito.
Dalam upaya mendorong keberhasilan program ini, pihak Kemenpora telah berkoordinasi dengan Dispora Bandung dan Dispora Jakarta.
Hal ini merupakan langkah awal untuk mencapai kolaborasi lintas sektor yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mental dengan lebih efektif.
“Saya rasa nanti Bandung adalah cabang pertama mental health center. Semoga ini bisa teraplikasi dengan baik dan tersebar ke seluruh daerah,” ungkap Menpora Dito.
Plt Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Yohan, juga menyampaikan pandangan serupa. Ia menggarisbawahi pentingnya sosialisasi, koordinasi, dan uji coba program Youth Mental Health Center di beberapa daerah, termasuk Bandung, Jawa Barat. Dengan harapan program ini dapat diimplementasikan secara menyeluruh di seluruh Indonesia.
“Semoga ini bisa diimplementasikan di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 – 17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.
Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja dalam kelompok ini adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas (gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7%, diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%. (ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.