KaltimOpiniSamarindaZona Kampus

Makanan Aman untuk Semua, Tanpa Mengorbankan Lingkungan

Editorialkaltim.com – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kesadaran bahwa kesehatan dan lingkungan saling berkaitan semakin menguat. Tingginya konsumsi makanan siap saji menghadirkan dua tantangan besar sekaligus, yakni keamanan pangan dan dampak lingkungan dari penggunaan kemasan sekali pakai. Di satu sisi, masyarakat membutuhkan makanan yang higienis dan praktis. Namun, di sisi lain, kemasan plastik dan styrofoam memicu timbulan limbah yang besar serta berpotensi menimbulkan risiko kimia bagi kesehatan. Kondisi ini mendorong munculnya tren gaya hidup ramah lingkungan, salah satunya melalui penggunaan tumbler dan wadah pakai ulang (reusable).

Persoalan kemasan sekali pakai tidak semata-mata berkaitan dengan sampah. Banyak kemasan plastik dan styrofoam yang digunakan untuk makanan dan minuman siap saji berpotensi melepaskan bahan kimia berbahaya, terutama ketika bersentuhan dengan makanan panas. Meski produsen kerap mencantumkan klaim “BPA-free” atau aman, bahan pengganti yang digunakan belum tentu sepenuhnya bebas risiko dan dalam beberapa kasus justru dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Selain itu, penggunaan kemasan sekali pakai turut memperparah krisis sampah di Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik setiap tahun, namun hanya sekitar 7,5 persen yang berhasil didaur ulang. Sisanya menumpuk di tempat pembuangan akhir atau mencemari lingkungan (KLHK, 2023). Limbah plastik dari kemasan makanan tidak hanya mencemari tanah dan air, tetapi juga mengancam ekosistem laut. Indonesia bahkan tercatat sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok (UNEP, 2021).

Baca  Makanan Bergizi Gratis: Investasi Gizi Anak dan Penggerak Ekonomi Lokal

Situasi tersebut memicu tumbuhnya kesadaran baru, khususnya di kalangan generasi muda, untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Salah satu wujudnya adalah kebiasaan membawa tumbler atau wadah sendiri sebagai tempat minum dan makanan yang dapat digunakan berulang kali. Fenomena ini berkembang luas sebagai bagian dari gerakan zero waste dan diperkuat oleh berbagai kampanye, seperti Bring Your Own Tumbler, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada kemasan plastik sekali pakai.

Penggunaan tumbler memberikan manfaat ganda. Wadah berbahan stainless steel atau kaca relatif lebih aman karena tidak mudah melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam makanan atau minuman. Dengan membawa wadah sendiri, konsumen dapat meminimalkan paparan zat berisiko dari kemasan sekali pakai sekaligus berkontribusi dalam menekan timbulan sampah plastik harian. Meski demikian, penggunaan tumbler perlu disertai dengan perawatan yang tepat. Tanpa pembersihan rutin dan benar, bagian-bagian tertentu pada wadah berpotensi menjadi tempat berkembangnya bakteri. Oleh karena itu, kebiasaan ini harus diiringi dengan edukasi mengenai cara menjaga kebersihan dan higienitas wadah makanan dan minuman.

Baca  Penutupan MTQN XXX Kaltim Diwarnai Pertunjukan 500 Drone, Raih Rekor MURI

Perubahan perilaku masyarakat ini membuka peluang besar bagi pemerintah dan pelaku usaha makanan siap saji. Pemerintah dapat mendorong kebijakan yang mendukung penggunaan kemasan ramah lingkungan, seperti pemberian insentif bagi usaha yang menyediakan wadah pakai ulang, penetapan standar keamanan pangan berkelanjutan, serta penguatan edukasi publik mengenai hak masyarakat atas pangan yang aman dan ramah lingkungan. Di sisi lain, pelaku usaha dapat berinovasi dengan menyediakan kemasan biodegradable yang aman untuk makanan panas atau menerapkan sistem wadah pakai ulang dengan skema pengembalian (deposit return scheme), tanpa mengabaikan standar sanitasi yang tinggi.

Baca  RDP Komisi IV DPRD Kaltim Bahas Jasa Pelayanan Tenaga Kesehatan

Perubahan besar tidak harus dimulai dari langkah yang rumit. Kebiasaan sederhana, seperti membawa tumbler ke mana pun pergi, merupakan bagian dari upaya kolektif untuk menyelaraskan kebutuhan akan pangan yang aman dengan tanggung jawab terhadap lingkungan. Makanan yang aman untuk semua tidak harus mengorbankan kelestarian lingkungan. Dengan perilaku sadar lingkungan, dukungan kebijakan yang tepat, serta kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, sistem pangan siap saji yang sehat, higienis, dan berkelanjutan dapat diwujudkan sebagai standar bersama, bukan sekadar tren sesaat.

Penulis:

Mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timu

  • Kusnul Mualifah (2411102414070)
  • Sity Lailatul Badriyah (2411102414068)
  • Adinda Zahra Salsabila (2411102414065)
  • Muhammad Alfi Rhamadani (2411102414071)
  • Hairil (2411102414067)

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi editorialkaltim.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button