Kaltim

Dari Kelapa Sawit Jadi Emas Pangan, Kaltim Buka Investasi Oleofood Rp3,5 Triliun

Editorialkaltim.com – Dorongan besar bagi pengembangan industri pangan nasional datang dari Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, lewat pengembangan komoditas turunan kelapa sawit berbasis pangan atau dikenal sebagai oleofood. Proyek senilai Rp3,5 triliun ini berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), dan kini masuk radar strategis investasi untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan bahwa kawasan ini akan dikembangkan di atas lahan seluas 21 hektare, dengan kesiapan infrastruktur lengkap seperti akses pelabuhan laut internasional, pasokan listrik dari PLN, sistem pengolahan limbah industri, serta jalan kompleks sepanjang 11,4 kilometer. Kesiapan ini diproyeksikan mendongkrak daya saing produk turunan kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan dasar oleofood seperti margarin, shortening, dan bakery fats.

Gubernur Kalimantan Timur H. Rudi Mas’ud menegaskan bahwa sektor oleofood merupakan peluang emas yang tidak boleh dilewatkan. “Kalau mau bicara kedaulatan pangan, kita harus mulai dari industri hilir yang kuat. Oleofood ini bukan hanya soal makanan, tapi juga rantai nilai, ekspor, dan lapangan kerja untuk masyarakat Kaltim,” tegasnya dalam keterangan terpisah.

Baca  Realisasi Pembangunan Drainase di Loa Ipuh, Upaya Perjuangan Wakil Ketua DPRD Kaltim

Dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Maloy Batuta Trans Kalimantan, KEK MBTK diharapkan menjadi pusat industri pengolahan pangan berbasis kelapa sawit yang langsung terhubung dengan pasar domestik dan global. Proyek ini juga didukung kebijakan insentif pemerintah seperti tax allowance, fasilitas impor (PMK 176/PMK.011/2009), hingga super deduction pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.45 Tahun 2019.

Baca  Sapto Nilai Saatnya Kaltim Perluas Sayap dalam Dunia Investasi

Keunggulan utama dari investasi ini adalah tingkat pengembalian modal (IRR) sebesar 15,85 persen dengan periode pengembalian (payback period) sekitar 8 tahun. Ini menjadi daya tarik utama bagi investor yang ingin mengembangkan portofolio bisnis di sektor agribisnis dan pangan berkelanjutan.

Selain berdampak ekonomi, pengembangan industri oleofood di KEK MBTK juga diharapkan mendukung visi pembangunan berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis lingkungan dan efisiensi, proyek ini menyasar peningkatan kesejahteraan petani, penguatan produk hilir dalam negeri, serta kontribusi langsung pada ketersediaan pangan nasional dan regional. (Roro/adv)

Baca  Kaltim Siapkan Karpet Merah bagi Investor, Sekda Sebut Iklim Investasi Aman

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button