KaltimPenajam Paser Utara

PT Silog Diperiksa Usai Insiden RDMP, Disnakertrans Temukan Pekerja Tak Terdaftar

Kepala Disnakertrans PPU, Marjani (Foto: Ist)

Editorialkaltim.com — Kisah tragis tiga pekerja yang tertimbun di proyek RDMP Lawe-Lawe, Desa Girimukti, membuka serangkaian kejanggalan baru. PT Semen Indonesia Logistik (Silog), subkontraktor proyek strategis nasional tersebut, ternyata tidak tercatat di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Sejak Kamis (30/10/2025) pagi, sejumlah awak media bersiaga di depan area proyek untuk meliput inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi I DPRD PPU bersama Disnakertrans. Tujuannya jelas, menelusuri tanggung jawab perusahaan dan memastikan perlindungan bagi para pekerja.

Kepala Disnakertrans PPU, Marjani, mengungkapkan fakta mencengangkan. Saat dicek ke BPJS Ketenagakerjaan, data ketiga pekerja yang meninggal dunia tidak ditemukan.

“Kalau mereka menerima upah, maka perusahaan wajib membayar iuran jaminan kerja. Tapi tiga nama ini tidak terdaftar,” ujarnya.

Baca  Kasus Dugaan Korupsi Penajam Suit Segera Masuk Meja Hijau, Pelaku Sempat Beralasan Sakit

Marjani menegaskan, pihaknya akan meminta surat resmi dari Bupati PPU untuk melakukan pendataan ulang terhadap seluruh perusahaan yang beroperasi di sekitar proyek RDMP.

“Kami sudah memiliki data 144 perusahaan, tapi PT Silog tidak ada dalam daftar itu,” ungkapnya.

Menurutnya, PT Silog wajib segera mendaftarkan perusahaan dan seluruh karyawannya ke dinas teknis, terlebih karena mereka bekerja di bawah Pertamina yang berstandar nasional.

“Tak ada alasan. Walau baru bekerja seminggu, perusahaan tetap wajib mendaftarkan pekerjanya,” tegas Marjani.

Ia juga menyoroti ketidakjelasan status kerja dan upah para buruh.

“Kontraknya harus jelas apakah PKWT, PKWTT, berapa gajinya, bagaimana jaminannya. Kami bukan mempersulit, justru membantu agar kejadian seperti ini tidak terulang,” katanya.

Baca  Jamaluddin Dorong Pengembangan Wisata PPU untuk Tingkatkan PAD

Marjani mengakui, hingga kini pihaknya belum dapat memastikan nilai ganti rugi karena para korban tidak tercatat dalam sistem jaminan kerja. Ia juga menyebut masih menunggu hasil penyelidikan dari Polres PPU.

“Kami masih di tahap awal investigasi,” ujarnya.

Namun, ada hal yang lebih janggal lagi. Saat tim Disnakertrans hendak melakukan pemeriksaan di lokasi proyek, mereka sempat dipingpong dari Lawe-Lawe ke Girimukti tanpa kejelasan.

“Seolah-olah kami dihalangi. Padahal kami hanya menjalankan prosedur,” keluhnya.

Hingga kini, Disnakertrans PPU belum pernah bertatap muka langsung dengan pihak PT Silog. Komunikasi baru sebatas melalui telepon. Pertemuan dengan pihak Pertamina pun baru dijadwalkan hari ini, setelah sebelumnya hanya ditemui staf lapangan.

Baca  Diduga Cinta Ditolak, Pelajar di PPU Bunuh Satu Keluarga

“Katanya para direksi sedang doa bersama di rumah duka,” jelasnya.

Dari data yang diserahkan ke Disnakertrans, PT Silog tercatat memiliki 163 pekerja, namun hanya 159 orang yang memiliki kartu identitas kerja (ID card). Empat orang lainnya diketahui bekerja tanpa identitas resmi.

“Silog ini bergerak di bidang kelistrikan. Nanti kami lihat apakah ada perbedaan status antara pekerja yang punya ID dan yang tidak,” tutupnya.(tin/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button