gratispoll
Nasional

Prabowo Sebut Uang Sitaan Korupsi CPO Rp13,2 Triliun Bisa Renovasi 8 Ribu Sekolah

Presiden Prabowo Subianto (Foto: BPMI Setpres)

Editorialkaltim.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan uang hasil sitaan kasus korupsi persetujuan ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit sebesar Rp13,2 triliun bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, salah satunya untuk memperbaiki ribuan sekolah di seluruh Indonesia.

“Rp13 triliun ini kita bisa memperbaiki dan merenovasi 8.000 sekolah lebih,” kata Prabowo di Kejaksaan Agung, Senin (20/10/2025), seperti dilihat dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Prabowo menyebut jumlah uang yang disita negara dari kasus tersebut juga bisa digunakan untuk membangun kampung nelayan di berbagai daerah. Menurutnya, selama 80 tahun Indonesia merdeka, kehidupan nelayan belum mendapat perhatian layak dari negara.

Baca  Survei SPIN: PSI dan Gelora Berpotensi Lolos ke Parlemen

“Rp13 triliun ini kita bisa memperbaiki dan merenovasi 8.000 sekolah lebih,” ucapnya menegaskan. “Kalau uang sebesar itu digunakan untuk membangun kampung nelayan, bisa ada 600 kampung nelayan baru. Nelayan kita selama ini belum diperhatikan, padahal mereka pahlawan pangan laut kita,” tambahnya.

Prabowo kemudian menggambarkan besarnya dampak uang sitaan itu jika dikelola secara produktif. Ia menyebut satu kampung nelayan bisa menampung sekitar 2.000 kepala keluarga.

Baca  Jokowi Dukung Penuh Transisi Pemerintahan Pasca-Penetapan Presiden Terpilih

“Satu kampung nelayan itu kepala keluarganya 2.000. Jadi kalau dengan istri dan anak tiga itu 5.000 per desa. Kalau kali 1.000 itu 5 juta. Lima juta orang Indonesia bisa hidup layak,” ujarnya.

Sementara itu, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menjelaskan bahwa penyitaan Rp13,2 triliun tersebut merupakan hasil pengembalian kerugian keuangan negara dari tiga korporasi besar, yakni Wilmar Group, PT Musim Mas Group, dan Permata Hijau Group.

Baca  10 Kementerian/Lembaga dengan Anggaran Belanja Terbesar dalam RAPBN 2026

“Masih ada sekitar Rp4 triliun yang belum dibayar oleh dua korporasi, yakni Permata Hijau Group dan Musim Mas Group,” kata Burhanuddin.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button