gratispoll
KaltimSamarinda

Sri Puji Astuti Desak Gerakan Kolektif Tangani Kekerasan Anak di Samarinda

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti (Foto: Editorialkaltim/Nita)

Editorialkaltim.com – Kasus kekerasan terhadap anak di Kota Samarinda kian mengkhawatirkan. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, menilai persoalan ini tak bisa lagi dianggap sepele dan harus ditangani dengan langkah kolektif lintas sektor.

Berdasarkan data sejak Januari hingga Agustus 2025, tercatat 117 kasus kekerasan dengan 142 anak menjadi korban. Angka itu menunjukkan anak-anak masih hidup dalam situasi rawan, bahkan di lingkungan yang seharusnya memberi rasa aman.

“Angka ini bukan sekadar data statistik, tapi potret nyata kegagalan kita melindungi generasi masa depan. Setiap anak yang menjadi korban adalah alarm bagi semua pihak,” tegas Puji, Jumat (10/10/2025).

Baca  DPRD Samarinda Tanggapi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Dorong Sidak dan RDP

Ia menyebut, banyak kasus kekerasan anak berakar dari persoalan internal keluarga, mulai dari tekanan ekonomi, hubungan orang tua yang tidak harmonis, hingga rendahnya pemahaman tentang pola asuh yang sehat. Kondisi ini membuat anak menjadi pihak paling rentan.

“Sering kali kekerasan itu bukan karena niat jahat, tapi karena kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak. Ini yang harus dibenahi,” ujarnya.

Selain di rumah, kasus perundungan di sekolah juga menjadi perhatian serius. Puji menilai maraknya aksi bullying mencerminkan lemahnya pendidikan karakter di lembaga pendidikan formal.

Baca  Rencana Pembangunan Sekolah Terpadu Internasional di Samarinda Dapat Sorotan dari DPRD

“Pendidikan karakter jangan hanya jadi slogan. Sejak PAUD, TK, hingga SD harus mendapat perhatian serius, karena dari sanalah pembentukan empati anak dimulai,” ucapnya.

Puji menegaskan, penanganan kekerasan anak tidak cukup lewat regulasi atau penindakan. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat harus membangun gerakan bersama menciptakan lingkungan aman dan ramah anak.

“Regulasi sudah ada, tapi tanpa kesadaran bersama semuanya hanya berhenti di atas kertas. Perlindungan anak adalah tanggung jawab moral kita bersama,” katanya.

Ia juga mendorong Pemkot Samarinda memperkuat edukasi parenting bagi keluarga, terutama orang tua muda. Menurutnya, pemahaman pengasuhan yang baik bisa menekan potensi kekerasan sejak dini.

Baca  Pasar Segiri Samarinda Terbakar Lagi, Arif Wacanakan Rehabilitasi Pembangunan

“Kalau orang tua tidak dibekali pengetahuan cara mendidik anak, potensi kekerasan akan terus muncul. Edukasi keluarga harus jadi prioritas,” tambahnya.

Puji berharap, kebijakan pencegahan kekerasan anak menjadi fokus lintas sektor, tak hanya di bidang sosial, tapi juga pendidikan dan kesehatan mental.

“Anak-anak adalah investasi masa depan. Kalau kita gagal melindungi mereka hari ini, maka kita sedang menyiapkan generasi yang rapuh di masa depan,” pungkasnya.(nit/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button