
Editorialkaltim.com – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Irma Chaniago, menilai kata gratis dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dihapus. Menurutnya, istilah tersebut justru menimbulkan konotasi negatif meski programnya sendiri memiliki tujuan yang mulia.
Hal itu ia sampaikan saat rapat kerja Komisi IX DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan, dan BPOM di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Irma mulanya menyoroti lemahnya pengawasan sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS) yang disebutnya kerap disalahgunakan bahkan diperjualbelikan.
“Saya menangani ribuan katering sebelum masuk DPR, jadi saya tahu betul bagaimana praktik di lapangan. Sertifikasi ini sering jadi lahan penyalahgunaan,” kata Irma dalam rapat.
Irma meminta BGN menempatkan tenaga yang kompeten di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Menurutnya, ada tiga posisi penting yang harus diisi, yakni administrasi dan keuangan, ahli gizi, serta tenaga yang memahami standar higienitas dapur.
“Dia harus tahu cara menempatkan bahan pangan kering dan basah. Semua itu harus ada kontrol dari Kemenkes dan BPOM di lapangan,” lanjutnya.
Irma kemudian menyoroti nama program MBG yang menurutnya kurang tepat. Ia mengusulkan istilah gratis dihilangkan agar tidak menimbulkan kesan salah di masyarakat.
“Makan bergizi gratis ini sebaiknya kata gratisnya dihapus. Cukup makan bergizi saja. Karena niat presiden itu baik, mulia, untuk meningkatkan IQ anak-anak bangsa. Jangan sampai justru konotasinya negatif,” tegasnya.(ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.