
Editorialkaltim.com – Keberadaan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Patra Niaga di Jalan Cendana kembali memicu polemik. Depo yang berdampingan langsung dengan kawasan permukiman padat penduduk dinilai tidak lagi layak dan berpotensi besar mengancam keselamatan ribuan jiwa.
Warga sekitar mengaku resah hidup berdampingan dengan fasilitas berisiko tinggi itu.
“Bayangkan kalau sampai ada kebocoran atau musibah kebakaran, dampaknya langsung ke rumah-rumah warga. Kami tinggal berdampingan, jadi wajar kalau takut,” ungkap salah seorang warga, Rabu (17/9/2025).
Keluhan masyarakat ini mendapat perhatian serius dari DPRD Kota Samarinda. Ketua Komisi I DPRD, Samri Shaputra, menegaskan bahwa suara warga, termasuk yang disampaikan melalui mahasiswa, tidak boleh diabaikan.
“Keberadaan Pertamina di Cendana sudah tidak sesuai kondisi kota saat ini. Risiko kebakaran dan ancaman keselamatan sangat besar. Relokasi adalah solusi yang paling realistis,” tegas Samri.
Samri juga menyoroti bahwa posisi TBBM Cendana sudah tidak lagi sesuai dengan tata ruang kota. Pertumbuhan permukiman yang semakin padat menjadikan keberadaan depo tersebut kian berisiko.
Ironisnya, pembahasan di DPRD belum berjalan maksimal. Dari dua kali Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dijadwalkan, satu pertemuan batal karena kendala teknis, sementara pada pertemuan kedua pihak Pertamina tidak menghadiri undangan.
“Kalau Pertamina serius, mereka hadir dan mendengar langsung keluhan warga. Ketidakhadiran ini bisa diartikan abai terhadap keselamatan masyarakat,” ujarnya.
Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan DPRD akan terus mengawal aspirasi warga. “Kami tidak akan tinggal diam. Jangan sampai kepentingan korporasi lebih diutamakan dibanding nyawa masyarakat,” tutup Samri. (nit/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.