gratispoll
HealthRagam

Terlalu Lama Scroll Sosmed Bisa Ganggu Otak dan Bikin Cemas

Ilustrasi scrool sosmed (Foto: Shutterstock)

Editorialkaltim.com – Di era digital, aktivitas menonton video singkat di TikTok, Instagram Reels, hingga platform sejenis makin digemari. Meski menyenangkan, kebiasaan scrolling terlalu lama ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan otak dan mental.

Riset terbaru dari Tianjin Normal University di China bersama University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan bahwa kecanduan video pendek tidak sekadar membuat seseorang sulit mengendalikan perilakunya.

Hasil pemindaian otak pada 112 partisipan berusia 17–30 tahun menunjukkan adanya perubahan struktur otak, penurunan konsentrasi, kesulitan mengingat, hingga meningkatnya risiko depresi dan kecemasan.

Fenomena ini kerap disebut TikTok brain atau brain rot. Istilah tersebut merujuk pada dampak buruk akibat penggunaan berlebihan aplikasi video singkat seperti TikTok, Snapchat, Instagram, Facebook, hingga X (Twitter).

Baca  Telkom Lewat Indibiz Gelar Promo Merdeka, Internet Bisnis Hemat Mulai Rp400 Ribuan

“Kecanduan video pendek telah menjadi masalah perilaku dan sosial yang terus meningkat, didorong oleh masifnya platform digital dengan konten singkat, personal, dan sangat menarik,” tulis para peneliti dalam jurnal NeuroImage, dikutip South China Morning Post.

Para ilmuwan menambahkan, algoritma media sosial dirancang untuk terus menampilkan konten yang sesuai minat pengguna.

Hal ini membuat banyak orang tak sadar bahwa mereka sudah kecanduan. Tanda-tandanya antara lain sulit berhenti menonton, mengabaikan aktivitas lain, dan merasa gelisah jika tak membuka aplikasi.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Behavioral Brain Research juga menyebut, otak yang terus-menerus terpapar informasi instan berisiko mengalami digital overstimulation. Kondisi ini membuat kemampuan berpikir mendalam menurun, refleksi kritis melemah, serta memengaruhi daya ingat jangka panjang.

Baca  BPJS Kesehatan Samarinda Sosialisasikan Program JKN kepada Ketua RT

Efek psikologisnya pun serius. Studi dari University of Pennsylvania menemukan, orang yang membatasi waktu scrolling media sosial hanya 30 menit per hari cenderung memiliki tingkat depresi dan kecemasan lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak membatasi.

Dampak lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah gangguan tidur. Kebiasaan menatap layar hingga larut malam menyebabkan kualitas tidur menurun. Paparan cahaya biru dari gawai menghambat produksi melatonin, hormon pengatur siklus tidur. Data National Sleep Foundation mencatat lebih dari 70 persen orang dewasa mengalami gangguan tidur akibat penggunaan perangkat digital sebelum tidur.

Baca  Syarat dan Cara Daftar Beasiswa LPDP 2024

Para ahli merekomendasikan sejumlah langkah pencegahan, seperti membatasi durasi penggunaan media sosial, melakukan digital detox, serta memperbanyak aktivitas produktif di luar layar. Edukasi mengenai bahaya “brain rot” juga dinilai penting agar generasi muda tidak terjebak dalam pola hidup digital yang merugikan kesehatan mental dan fisik mereka.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button