gratispoll
KaltimSamarinda

FGD MUI Kaltim Kupas Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam di Era Society 5.0

Paparan materi dari pemantik FGD Pendidikan Islam “Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam di Era 5.0.” (Foto: Editorialkaltim/Adryan)

Editorialkaltim.com – Dua praktisi sekaligus akademisi dari dua Perguruan Tinggi (PT) di Samarinda menjadi pemantik dalam Forum Grup Discussion (FGD) Pendidikan Islam dengan tema “Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam di Era Society 5.0” yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim di Five Premiere Hotel Samarinda, Kamis (18/9/2025). Sudarman merupakan Dosen Universitas Mulawarman dan Said Husain Dosen dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Kedua praktisi tersebut menjelaskan sejumlah persoalan yang dihadapi dalam perkembangan Pendidikan Islam di Kaltim.

Saat ini pendidikan Islam baik di tingkat sekolah maupun PT memiliki tantangan yang sama. Tantangan tersebut didominasi pada persoalan interaksi pengetahuan yang tidak lepas dari teknologi. Selain itu persoalan karakter generasi saat ini yang memiliki keunikan tersendiri sehingga memerlukan cara pengajaran yang khusus kepada mereka.

Pemantik pertama, Dosen Universitas Mulawarman Sudarman mengawali pemaparan materi dengan menyebut kelemahan pendidikan di Indonesia berkaitan dengan kurikulum. Kurikulum yang diterapkan di institusi pendidikan cenderung menyerap muatan kurikulum dari luar dan mengesampingkan nilai-nilai Islam di dalamnya.

Baca  PPU Siap Jadi Tuan Rumah Rakorda Ekonomi Umat, Fokus pada Sertifikasi Halal dan UMKM Syariah

Ia menjelaskan karakter generasi dari setiap zaman berbeda. Generasi Baby Boomers dikenal loyal dan konvensional, sementara Gen X lebih mandiri dan adaptif. Generasi Milenial dan Z cenderung melek digital, kreatif, dan mencari fleksibilitas dalam bekerja. Sementara itu, Generasi Alpha yang saat ini masih anak-anak diprediksi akan tumbuh sebagai generasi paling terhubung teknologi dan cepat beradaptasi dengan perubahan. Perbedaan ini mendorong berbagai sektor untuk menyesuaikan pendekatan agar tetap relevan lintas generasi.

“Baby Boomers diidentikkan dengan Write me, Gen X dengan Call me, dan Email me untuk Generasi Milenial. Sementara itu budaya Gen Z dengan Chat me ditambah kurang sopan dan suka membuka rahasia,” ujarnya saat paparan materi.

Baca  MUI Kaltim Matangkan Persiapan Rakornas Pinbas 2025

Menurutnya, salah satu persoalan yang paling tampak dari Generasi Z adalah krisis identitas. Kemudian berkaitan dengan maraknya kasus LGBT di kalangan remaja. Hal itu terjadi tidak lepas dari penyebaran informasi yang begitu cepat sehingga mendorong pemikiran-pemikiran baru yang merusak dan memengaruhi cara pandang generasi muda saat ini.

Untuk itu ia mendorong adanya kolaborasi di antara institusi pendidikan maupun pemerintah mewujudkan pendidikan yang integratif. Pendidikan Islam berperan strategis membangun intelektual, spiritual, dan akhlak seorang anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan merancang metode pembelajaran inovatif. Diharapkan guru memahami prinsip-prinsip Islam dengan baik agar materi yang disampaikan tidak terlepas dari nilai-nilai keislaman.

“Pendekatan yang integratif, adaptif, dan transformatif menjadi indikator penting agar pendidikan Islam tidak hanya menjadi ustaz tetapi memiliki keterampilan dalam dunia kerja.”

Baca  DPRD PPU Lanjutkan Pembahasan RTRW dan RPJPD

Sementara itu, pemantik kedua, Dosen UINSI, Said Husain menekankan penanaman nilai Islam di era saat ini. Menurutnya, penanaman nilai tersebut seperti nilai kebenaran dan kejujuran menjadi pondasi dasar menghadapi tantangan zaman.

“Tanamkan nilai, nilai kebenaran dan nilai kejujuran. Keduanya akan menumbuhkan kreativitas dan mengembangkan produktivitas mereka,” ungkapnya.

Sejumlah peserta nampak bergantian memberi masukan maupun gagasan dalam acara tersebut. Salah satu perwakilan sekolah Islamic Center, Joko, berharap tindak lanjut dari kegiatan ini dapat melibatkan pemerintah. Menurutnya keterlibatan pemerintah akan berdampak nyata dibanding hanya melibatkan guru maupun tenaga pendidik.

“Kita berharap kegiatan ini tidak hanya menggali gagasan atau wawasan tetapi mendorong lahirnya kebijakan baru dalam ranah pendidikan Islam,” pungkasnya. (adr/ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button